Ahad 02 Feb 2014 16:26 WIB

Golkar Berharap JK Tak Maju Sebagai Capres Dari PKB

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Nidia Zuraya
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar berharap Jusuf Kalla (JK) menolak menjadi capres Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun begitu, Golkar tetap menghormati apapun keputusan yang akan diambil JK.

"Partai Golkar jujur sangat berharap beliau (JK) tidak maju menjadi calon presiden dari partai manapun," kata Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Tohari ketika dihubungi ROL, Ahad (2/2).

Hajriyanto menyatakan partainya akan tetap solid meskipun PKB mendeklarasikan JK sebagai capres. Menurutnya kader dan pengurus Golkar konsisten mendukung keputusan rampinas yang menetapkan Abu Rizal Bakrie (Ical) sebagai capres. "Partai Golkar cukup solid mendukung keputusan Rapimnas 2012," ujar Hajriyanto.

Meskipun JK adalah kader sekaligus mantan Ketua Umum Golkar, namun Golkar enggan memprotes langkah PKB mencapreskan JK. Hajriyanto menyatakan partainya juga tidak mau menganggap pencapresan JK sebagai bentuk pembajakan PKB danpolitik tidak etis.

Sebaliknya, Golkar justru merasa bangga PKB mau mencapreskan JK. Ini berarti kader Golkar masih diperhitungkan partai lain. "Partai Golkar malah bangga kadernya diperhitungkan oleh parpol lain," ujarnya

Hajriyanto mengatakan sampai saat ini PKB maupun JK sama sekali belum melakukan komunikasi politik dengan pengurus DPP Golkar terkait Pilpres 2014. Namun dia percaya Ical selaku Ketua Umum Golkar tidak akan keberatan apabila JK maju sebagai capres dari partai lain. Hal ini karena sebagai warga negara JK juga memiliki hak politik untuk memilih dan dipilih.

"Ketua Umum Partai Golkar, ARB (Ical) pun pernah secara langsung mempersilahkan Pak JK jika mau maju sebagai capres dari parpol selain Partai Golkar," kata Hajriyanto.

Bagi Golkar JK adalah politisi senior yang tidak perlu lagi diragukan ketokohannya secara nasional. Golkar mempersilahkan rakyat untuk menimbang dan memilih siapa capres terbaik pada Pemilu 2014 nanti. "Partai Golkar mempersilahkan rakyat untuk menilainya dan menimbang-nimbangnya sendiri," ujar Hajriyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement