Senin 25 Aug 2014 11:56 WIB

Empat Kelompok Kelilingi Jokowi-JK, Apa Saja Pengaruhnya?

Presiden dan Wapres terpilih Joko Widodo, dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di rumah Dinas Gubernur, Jakarta, Kamis (21/8). Jokowi mengapresiasi keputusan MK yang menolak gugatan Prabowo Hatta.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Presiden dan Wapres terpilih Joko Widodo, dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di rumah Dinas Gubernur, Jakarta, Kamis (21/8). Jokowi mengapresiasi keputusan MK yang menolak gugatan Prabowo Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi berpendapat, hari-hari ini ada empat kelompok yang mengelilingi capres/cawapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Empat kelompok itu adalah kelompok loyalis, strategis, oportunis dan kelompok bunglon," kata Ahmad Atang, di Kupang, Senin terkait fenomena politik menjelang pelantikan Jokowi-JK pada 29 Oktober 2014.

Dia menjelaskan kelompok loyalis adalah aktor-aktor dalam lingkaran partai koalisi maupun aktor penyeberang dari partai nonkoalisi yang sejak awal telah komit berada dalam barisan perjuangan bersama Jokowi-JK.

Kelompok ini berada dalam barisan ring satu yang siap membela Jokowi secara sistimatis, terstruktur dan masif.Gerakan kelompok ini, kata dia, secara total sebagai bemper untuk membela Jokowi jika mendapatkan serangan publik.

Kelompok ini tidak mengejar kekuasaan tetapi menyandang nama besar karena berada di lingkaran kekuasaan, kata Ahmad Atang.

Bahayanya, kelompok ini terlalu mengeksploitasi citra Jokowi seolah-olah sebagai manusia tanpa salah, dan pada titik tertentu mereka dapat mendikte pejabat yang diangkat Jokowi dengan memanfaatkan kedekatan tersebut.

Berikut kelompok strategis adalah pimpinan partai koalisi, akademisi dan profesional yang akan menentukan arah kebijakan Jokowi, baik dalam hal distribusi kekuasaan maupun agenda pembangunan lima tahunan.

Kelompok ini sangat dominan sehingga pemikirannya harus didengar dan diimplementasikan oleh Jokowi. Inilah kelompok yang berada di belakang layar yang menentukan dinamika Indonesia ke depan.

Jokowi menjadi legowo terhadap kelompok ini karena mereka secara faktual yang berjasa besar memenangkan Jokowi jadi presiden periode 2014-2019.

Kelompok lain adalah oportunis dan bunglon. Kelompok ini menjadi sangat berbahaya jika tujuannya tidak tercapai. Mereka akan berubah menjadi musuh dalam selimut dan berusaha mendiskreditkan Jokowi dan kelompoknya.

Dia mengatakan kelompok oportunis merupakan "orang dalam" dan pendatang baru yang sangat agresif dengan pemikiran yang brilian. Mereka akan berupaya dengan segala cara untuk meyakinkan Jokowi.

Kelompok ini siap berkorban apa saja asal keinginannya terpenuhi, baik untuk dirinya mau agenda pesanan dari kelompok.

"Kelompok oportunis selalu memanfaatkan setiap peluang yang menguntungkan dan selalu menyembunyikan interesnya," katanya menjelaskan.

Bahayanya adalah kelompok ini dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Sementara kelompok bunglon, kata dia, akan selalu melakukan penetrasi seolah-olah kemenangan Jokowi berkat jasa besar mereka.Padahal, dalam kenyataannya mereka tidak pernah berkeringat, walaupun selama ini mereka aktif dalam proses politik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement