Rabu 30 Jul 2014 22:18 WIB

Jimly: Pilpres Dua Pasangan Kandidat, Mudah-mudahan Sekali ini dan Terakhir

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Maman Sudiaman
Jimly Ashiddiqie
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Jimly Ashiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan pemilihan presiden (pilpres) 2014 dinilai paling ketat sejak capres dan cawapres dipilih langsung oleh rakyat. Kandidat yang hanya ada dua mengakibatkan seolah-olah semuanya terbagi menjadi dua kubu yang harus saling berhadapan.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie mengatakan, kondisi ini menyebabkan kelompok masyarakat terbelah menjadi dua, pendukung nomor urut satu dan dua. Semua seolah menjadi hitam dan putih. Keadaan ini tentu berbahaya karena rawan mengakibatkan konflik sosial.

Dia berharap kondisi seperti ini tak terulang kembali di pilpres selanjutnya. "Mudah-mudahan hanya sekali ini dan terakhir," katanya saat ditemui di rumahnya di Jalan Margasatwa Raya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (30/7).

Jimly menjelaskan, pada pilpres 2004 ada lima calon yang 'bertanding'. Sedangkan pada 2009 ada tiga kandidat yang maju dalam kontestasi lima tahunan tersebut. Kondisi ini, kata dia, membuat pendukung tersebar lebih merata dan potensi terjadinya bentrok antara kubu yang satu dengan yang lain lebih kecil.

Pada 2019, lanjutnya, pilpres akan dilaksanakan serentak dengan pemilu legislatif (pileg). Hal ini diprediksi akan menurunkan tensi politik. Sebab, setiap partai memungkinkan untuk mengajukan calonnya masing-masing menjadi peserta kontestasi capres-cawapres.

Sementara dalam pilpres 2014, hanya ada dua kandidat yang menyebabkan adanya dua kutub besar yang saling berhadapan. Untungnya, kata dia, pilpres tahun ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga semuanya bisa menahan diri masing-masing.

Meski demikian, Jimly mengajak semua pihak untuk menikmati setiap proses jalannya pilpres. Menurutnya, hal ini bisa mendewasakan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi. "Mari kita nikmati ini secara positif," ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement