Rabu 30 Jul 2014 19:54 WIB

PPP: Kader dan Pengurus Pendukung Jokowi-JK Silakan Mundur

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Fernan Rahadi
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Dimyati Natakusumah mengingatkan jajaran pengurus dan kader partainya untuk tidak mengkhianati koalisi permanen bersama Prabowo Subianto. Mereka yang nekat ingin mendukung Jokowi-JK diminta mengundurkan diri dari PPP.

"Siapa dukung  yang lain agar melepaskan baju partainya, mengundurkan diri dari PPP," kata Dimyati saat dihubungi Republika, Rabu (30/7).

Dimyati mengatakan PPP harus konsisten dan patuh dengan kesepakatan koalisi yang dibangun bersama kubu Prabowo. PPP jangan bersikap oportunis dengan meninggalkan pihak yang kalah dan mendukung pihak yang menang.

"Kesepakatan koalisi yang dibangun jangan disaat suka saja. Harus bisa bersama-sama baik suka maupun duka, itu ksatria sejati," ujarnya.

Pada prinsipnya Dimyati memahami aspirasi sejumlah kader dan pengurus yang ingin PPP tetap berada di dalam pemerintahan. Namun dia mengingatkan agar para kader dan pengurus tetap mematuhi keputusan yang diambil partai.

"Politik itu hak pribadi semua orang tapi bila partai sudah memutuskan sebaiknya semua orang dalam partai itu harus mematuhinya, itulah seorang politisi yang baik," papar Dimyati.

Sebelumnya pada Senin (14/7) sore, partai politik pengusung Prabowo-Hatta yang tergabung dalam koalisi Merah Putih mendeklarasikan koalisi permanen untuk parlemen yang akan datang. Partai-partai yang tergabung dalam koalisi Merah Putih di antaranya: Gerindra, Golkar, PKS, PPP, PAN, dan PBB (bukan partai parlemen). Sementara Demokrat yang juga ikut mendukung Prabowo-Hatta tidak hadir dalam deklarasi koalisi permanen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement