Rabu 23 Jul 2014 00:46 WIB

Pengamat: Prabowo Tidak Sportif dan Tidak Beretika

Rep: c82/ Red: Hazliansyah
Saksi capres Prabowo Yanuar Arif Wibowo (tengah) meninggalkan ruang Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Pilpres 2014, di Gedung KPU Jakarta, Selasa (22/7).
Foto: antara
Saksi capres Prabowo Yanuar Arif Wibowo (tengah) meninggalkan ruang Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Pilpres 2014, di Gedung KPU Jakarta, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik LIPI Syamsuddin Haris menyebut sikap dari Prabowo-Hatta yang menolak dan mengundurkan diri dari Pilpres 2014 sebagai tindakan yang tidak beretika.

"Itu sudah jelas tidak beretika, menunjukkan bukan pemimpin yang baik. Tidak sportif sebab prosesnya hampir selesai," kata Syamsuddin kepada Republika, Selasa (22/7).

Mengenai para saksi yang meninggalkan ruang pleno ditengah rekapitulasi sedang berlangsung, Syamsuddin mengatakan rekapitulasi tetap dapat berjalan.

"Rekapitulasi tanpa saksi nggak masalah. Hanya saja hal tersebut patut disayangkan," ujarnya.

Sebelumnya, para saksi dari kubu Prabowo-Hatta meninggalkan ruang pleno karena kecewa dengan proses Pilpres yang berlangsung.

Kubu pasangan Capres-Cawapres nomor urut satu tersebut menyatakan tidak menerima hasil rekapitulasi suara nasional yang diadakan hari ini di KPU Pusat.

Sebelumnya Prabowo dalam pernyataanya menyatakan menolak dan mundur dari Pilpres 2014. Ia menyebut terdapat kecurangan yang massif, sistematis dan terstruktur dalam pemilu kali ini.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Tantowi Yahya mengatakan, ada 52 ribu TPS yang dinilai terjadi kejanggalan suara.

"Itu adalah jumlah yang sudah kami sederhanakan. Kalau data awalnya, itu sekitar 125 ribu TPS yang kami dapatkan kejanggalan," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement