Jumat 11 Jul 2014 16:19 WIB

Timses Jokowi Pertanyakan Integritas Survei PKS

Red: M Akbar
Perbandingan survei real count PKS dengan prediksi sebelum Pilpres
Foto: Facebook/AS Laksana
Perbandingan survei real count PKS dengan prediksi sebelum Pilpres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasto Kristiyanto, tim kampanye nasional pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK), mempertanyakan integritas dari survei yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hasto mengatakan survei PKS pada 5 Juli ternyata memiliki hasil yang sama persis dengan real count PKS yang diumumkan pada 10 Juli silam.

''Untuk Partai sekaliber PKS yang memperjuangkan kejujuran dalam politik, sungguh aneh bisa mengeluarkan survei pada tanggal 5 Juli dan hasilnya sama persis dengan real count pada tanggal 10 Juli,'' kata Hasto yang juga menjadi wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (11/7).

Hasto menyebutkan kemiripan itu terlihat berdasarkan berita yang termuat di laman Edisinews.com per tanggal 5 Juli 2014 dengan laporan yang dimuat di laman Inilah.com tertanggal 10 Juli.

''Hasil perolehan setiap provinsi sama persis hingga 2 digit di belakang koma. Apakah ini sebagai bukti bahwa real count yang dipakai tersebut hanya untuk menyenangkan Prabowo-Hatta saja,'' kata Hasto mencibir.

Atas keluarnya keanehan tersebut, Hasto menyarankan agar sebaiknya PKS segera memberikan penjelasan kepada publik. Sebab publik bisa saja menduga, kata dia, PKS telah menggunakan data hasil survei yang dipakai tersebut untuk membangun persepsi menang. ''Data survei tersebut kemudian dijadikan data real count untuk melegitimasi quick count yang memenangkan Prabowo-Hatta.''

Lebih jauh Hasto meminta dalam situasi seperti ini sebaiknya semua pihak lebih mengutamakan kebenaran berdasarkan data-data yang valid. Ia yakin di PKS sebenarnya banyak sosok yang kredibel.

''Nah untuk bangsa dan negara, marilah kita kedepankan kredibilitas dan integritas sebagai sesama anak bangsa. Jangan gunakan tindakan yang tidak terpuji yang hanya akan meresahkan kehidupan politik nasional kita,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement