Rabu 09 Jul 2014 15:14 WIB

Masa Tenang Pilpres Kuatkan Nilai Tukar Rupiah

Rep: Satya Festiani/ Red: Bilal Ramadhan
Nilai Tukar Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Nilai Tukar Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Nilai Tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam beberapa hari terakhir. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan dipengaruhi sentimen dari Pemilihan Presiden (Pilpres). Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sejak Kamis (3/7) yang ditransaksikan pada Rp 11.963 per dolar AS.

Pada Jumat (4/7) rupiah menguat 76 poin menjadi Rp 11.887 per dolar AS. Lalu pada Senin (7/7) rupiah kembali menguat 100 poin ke Rp 11.787 per dolar AS. Kemudian pada Selasa (8/7) rupiah ditransaksikan pada Rp 11.695 per dolar AS.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penguatan rupiah utamanya disebabkan Pilpres yang mengarah pada masa tenang. “Saya lihat memang ada sebagian dari banyak hal, yang utama adalah memang ada pengaruh Pilpres yang mengarah pada masa tenang dan memilih presiden,” ujar Agus, Rabu (9/7).

Unsur domestik lainnya yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar adalah neraca perdagangan Mei yang diperkirakan akan kembali defisit. Padahal neraca perdagangan April sempat surplus walaupun tipis. Selain itu, pembayaran-pembayaran ke luar negeri musimannya terjadi pada Juni dan Juli.

Sedangkan, unsur global yang mempengaruhi adalah perkembangan pemulihan ekonomi AS yang belum secepat yang diperkirakan, serta perkembangan perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Mengenai rupiah ke depannya, Agus mengatakan, jika Indonesia dapat melalui Pilpres dengan damai dan lancar, Indonesia akan kembali normal. Kondisi dari akhir Juni hingga awal Juli pun lebih baik daripada periode yang sama tahun lalu. Pasar uang memperlihatkan adanya pasokan valuta asing ke pasar dalam negeri.

“Tapi dengan hari ini lewat, mendengar komitmen dari kedua calon ini semua akan baik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement