Jumat 04 Jul 2014 22:49 WIB

Kampanye Hitam Jokowi Mirip dengan Barack Obama

Presiden AS, Barrack Obama.
Foto: AP
Presiden AS, Barrack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Capres dan Cawapres, Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Hasto Kristiyanto mengatakan, pola serangan kampanye hitam terhadap capres Jokowi dengan Presiden AS Barack Obama ada kemiripan.

"Serangan kampanye hitam sama persis. Obama diserang isu Islam, sementara Jokowi dengan isu Kristen. Obama sosialis, Jokowi dengan keji diserang komunis, pas bulan puasa lagi," kata Hasto, di Jakarta, Jumat.

Tak hanya itu, Obama juga diserang sebagai warga negara yang tidak terlahir di Amerika. Sama halnya dengan serangan ke Jokowi dengan isu Cina. Lalu, Obama dituduh mendapat dana dari "lobbyist", Jokowi pun di sini dituduh mendapatkan dana dari konglomerat.

"Ini mirip betul. Tak heran, mereka di dalam membangun persepsi menang pun mengubah berita CNN dengan mengganti tulisan Obama menjadi Prabowo," kata Hasto.

Ia mengaku pihaknya mencoba mencari keterkaitan pola serangan Jokowi dan Obama itu. Akhirnya menemukan keterkaitan setelah membaca artikel Made Supriatma, seorang peneliti masalah-masalah politik militer dan jurnalis lepas.

Made Supriatma menemukan Pers Indonesia sempat meributkan bahwa kubu Prabowo Subianto mendapatkan bantuan dari konsultan politik Amerika dari Partai Republik yang bernama, Rob Allyn. Kubu Prabowo membantah bahwa Allyn memberikan konsultasi. Namun mereka tidak membantah kalau Allyn bekerja untuk perusahan yang dikontrak oleh tim kampanye kubu Prabowo.

Atas dasar kemiripan tersebut, lanjut Hasto, maka patut diduga, betapa konsultan asing tersebut mampu mengharubirukan jagad politik Indonesia sehingga jauh dari tradisi demokrasi Indonesia.

"Kegelapan moral pun datang melanda mengancam persatuan bangsa. Pertanyaannya, siapa yang paling bertanggung jawab atas ketegangan ini? Yang pasti bukan Jokowi," kata Hasto.

Ia menambahkan, dugaan adanya konsultan asing dalam upaya menyerang Jokowi sangat kuat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement