Selasa 01 Jul 2014 14:05 WIB

Ini Tiga 'Black Campaign' yang Serang Jokowi

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Joko Widodo (kiri menyapa dan menyalami warga ketika berkampanye ke Pasar Kebayoran Lama di Jakarta Selatan, Senin (30/6).
Foto: antara
Joko Widodo (kiri menyapa dan menyalami warga ketika berkampanye ke Pasar Kebayoran Lama di Jakarta Selatan, Senin (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kampanye pilpres tahun ini diisi dengan maraknya black campaign (kampanye hitam) yang menyerang masing-masing kandidat. Tak terkecuali capres-cawapres nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Berikut tiga black campaign yang menyerang Jokowi yang dirankum ROL

Pertama, Jokowi diserang dengan tulisan yang dimuat di tabloid obor rakyat. Pada edisi pertama, 5-11 Mei 2014, halaman muka tabloid obor rakyat menampilkan judul Capres Boneka dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Sukarnoputri. 

Tabloid itu juga menampilkan 14 berita panjang yang hampir semuanya menyudutkan Jokowi. 

Beberapa judul berita dalam tabloid ini antara lain, Capres Boneka Suka Ingkar Janji, Disandera Cukong dan Misionaris, Dari Solo Sampai Jakarta Deislamisasi ala Jokowi, Manuver Jacob Soetojo, Cukong-Cukong di Belakang Jokowi, Partai Salib Pengusung Jokowi" dan Jokowi Juru Selamat yang Gagal. 

Saat ini kasus tabloid Obor Rakyat telah ditangani oleh kepolisian. Beberapa saksi juga telah dipanggil, termasuk Dewan Pers. 

Kedua, sebelum diserang melalui tabloid Obor Rakyat, Jokowi lebih dulu diserang dengan isu keturunan Tionghoa dan agama Kristen. Jokowi disebut sebagai keturunan Cina yang bernama Wie Jo Koh. 

Isu ini bermula dari tulisan artikel jurnalisme warga yang ditulis Anton Surya pada 19 Desember 2012. Namun, memasuki masa kampanye pilpres, tulisan tersebut dikutip dan digunakan tanpa menyertakan penjelasan aslinya. 

Sedangkan untuk isu agama, Jokowi sempat diberitakan memiliki nama lengkap Heribertus Joko Widodo. 

Ketiga, tak hanya diserang melalui SARA, Jokowi Juga diserang dengan isu buku nikah palsu. Untuk menepis isu itu, tim pemenangan Jokowi-JK bahkan mengeluarkan fotokopi surat nikah Jokowi.

"Banyak memang yang mencari-cari kesalahan saya. Karena tidak berhasil menemukannya, akhirnya membuat fitnah, dan yang paling cepat menyebar pasti fitnah yang berkaitan dengan SARA," tutur Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement