Kamis 26 Jun 2014 10:40 WIB

Soal Leopard, Kubu Prabowo-Hatta: Jokowi 'Sok Ngerti'

 Joko Widodo tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta Selatan, Kamis (26/6).
Foto: antara
Joko Widodo tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta Selatan, Kamis (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengkritisi pernyataan Joko Widodo (Jokowi) saat debat capres ketiga, Ahad (22/6). Khususnya mengenai pembahasan tank tempur utama (main battle tank/MBT) dan armored personel carrier (APC) Anoa.

"Jokowi sok ngerti ngomong sudah ada panser Anoa buatan Pindad apa masih perlu beli tank Leopard. Jokowi tidak ngerti kalau tank itu beda dengan APC. Kalau begini, jika benar berperang, Indonesia bisa kalah jika presidennya Jokowi", ujar penasehat tim pemenangan Prabowo Hatta Letjend TNI Purn Suryo Prabowo dalam keterangannya, Kamis (26/6).  

Menurutnya, MBT Leopard beda dengan APC Anoa. Tank merupakan alat tempur berat korps kavaleri. Sedangkan APC merupakan alat angkut satuan korps infanteri, artileri dan zeni tempur mekanis. 

Suryo menengarai Jokowi mudah dibisiki atau dipengaruhi oleh orang di sekitarnya yang memiliki kepentingan bisnis. "Jokowi menyampaikan produksi panser Anoa atas inisiatif Jusuf Kalla. Memang JK ngerti apa soal APC? Emang JK bisa atur SBY seperti dia ngatur Jokowi saat debat?" paparnya.

Menurutnya, modernisasi persenjataan militer tidak hanya untuk menghadapi perang. Tetapi justru untuk mencegah terjadi perang. Antara lain, dilakukan melalui diplomasi militer seperti penyelenggaraan latihan bersama guna membangun CBMs (Confidence Building Measures). 

"Indonesia sudah kalah sebelum berperang jika andalkan tank ringan 14 ton seperti AMX 13 atau Scorpion bila negara lain di kawasan Asia telah memiliki MBT dengan beban 55-70 ton," paparnya.

Selain untuk CBMs, pengadaan tank itu juga sebagai bentuk technology and human investment. Seperti halnya kapal perang, kapal selam dan pesawat tempur TNI AL dan AU. "Selama ini alutsista itu sampai rusak tidak pernah digunakan untuk berperang. Alutsista itu digunakan hanya untuk latihan, persiapan perang atau misi kemanusiaan," jelasnya.

Dalam situasi damai, katanya, militer Indonesia tetap membutuhkan alutsista mutakhir untuk persiapan perang. Karenanya, tank Leopard bukan sekedar alat tempur berat untuk latihan perang, tapi alat diplomasi militer.  

"Ada istilah si vis pacem para bellum, masa damai adalah masa persiapan untuk perang. Sebagai gambaran, kalau hutan sudah tidak ada macannya, orang akan mencuri kayu berani masuk hutan sembarangan," ungkap Suryo.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement