Selasa 24 Jun 2014 21:54 WIB

Mega: Prabowo Tak Punya Kompetensi Jadi Presiden

Rep: irfan fitrat/ Red: Taufik Rachman
Capres Joko Widodo (tengah), Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri (kanan) dan Fungsionaris PDIP Pramono Anung (kiri) membuka Selametan Kampanye dan Rapat Koordinasi Nasional di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (4/6).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Capres Joko Widodo (tengah), Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri (kanan) dan Fungsionaris PDIP Pramono Anung (kiri) membuka Selametan Kampanye dan Rapat Koordinasi Nasional di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID,LAMPUNG – Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri menilai capres Prabowo Subianto tidak mempunyai pengalaman di kepemerintahan. Ia dianggap tak mampu menjadi pemimpin karena belum paham kebutuhan masyarakat.

Pada pilpres 2009, ia memang sempat menggandeng Prabowo namun untuk posisi wapres, dimana wewenang sepenuhnya tetap dipegang olehnya sebagai Presiden. Kalau sekarang Prabowo maju kembali dengan level capres, Mega menganggap ia tak punya kompetensi.

“Keahlian TNI ada pada bidang pertahanan dan keamanan. Dia tidak mengurus soal kesehatan, pendidikan, perekonomian, tidak komplit untuk menjadi capres,” kata Mega dalam orasi politiknya di Lapangan Merah, Lampung, Selasa (24/6).

Dia menambahkan, apa yang dibutuhkan masyarakat ada di pasangan nomor urut 2, Jokowi-JK. Sebagai capres, Jokowi memiliki pengalaman dari bawah mulai dari Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Ia paham kondisi masyarakat secara langsung.

Sedangkan JK, menurut Mega, di kabinetnya sudah menjabat sebagai Menko Kesra, lalu naik sebagai wapres periode 2004 – 2009 mendampingi Presiden SBY. Keduanya jelas memiliki rekam jejak yang jelas dalam menjalankan roda pemerintahan ke depan.

“Coba tanya Prabowo, apakah dia pernah bersinggungan dengan rakyat. Apakah bapak pernah jadi RT atau RW, paling tidak lurah atau camat. Tidak pernah,” ujar Mega secara tegas.

Menurut dia, pemilih harus berfikir rasional saat datang ke TPS. Waktu 5 menit di balik bilik suara menetukan nasib 5 tahun bangsa ini selanjutnya. Jangan sampai, masyarakat salah pilih dan berkeluh kesah setelahnya karena harus menunggu satu periode.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement