Selasa 24 Jun 2014 17:26 WIB

Salah Sebut Tanggal Pilpres, Ada Apa dengan Prabowo?

Rep: Irfan Fitrat/ Red: M Akbar
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto bersiap memberikan paparan dalam debat calon presiden di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto bersiap memberikan paparan dalam debat calon presiden di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Calon presiden (capres) nomor urut 1, Prabowo Subianto, bersilaturahmi dengan para kiai, ulama, dan masyarakat di Pondok Pesantren Al Hamidy Banyuanyar, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa (24/6). Di sana ia memberikan sambutan untuk ribuan orang yang sudah memenuhi pelataran pondok pesantren.

Dalam orasinya, Prabowo sempat mengingatkan akan Pemilu Presiden/Wakil Presiden. Ia mengatakan hari itu sangat penting dan meminta dukungan. "Terimakasih dukunganmu. Tapi saudara-saudara, dukungan ini harus kita wujudkan pada 9 April yang akan datang," kata mantan Danjen Kopassus itu.

Setelah mengucapkan itu, Prabowo sempat terhenti sejenak. Ia mendengarkan beberapa orang berteriak. Rupanya masyarakat yang hadir menyadari ada salah ucap dari capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa itu. "Juli Pak, Juli. 9 Juli'.

Prabowo pun segera menyadari kekeliruannya sambil tersenyum. "Iya 9 Juli, 9 Juli. Ini terlalu semangat ini. Saudara-saudara 9 Juli jatuhnya adalah 11 Ramadhan," ujar dia.

Prabowo mengingatkan pelaksanaan pemilu yang hanya tinggal belasan hari. Ia mengatakan, seluruh masyarakat dapat melaksanakan tugas kenegaraan dengan menggunakan hak konstitusinya menyalurkan pilihan. Prabowo meminta agar hak itu dapat dijaga.

"Hak ini, kedaulatan rakyat ini, harus kita jaga bersama, agar kedaulatan rakyat Indonesia tidak disia-siakan, tidak diselewengkan, tidak dicurangi, tidak dibajak," kata dia.

Menurut Prabowo, akan ada pertaruhan dalam Pilpres yang akan datang. Ia mengatakan, pemilu itu akan menyangkut masa depan bangsa Indonesia. Apalagi, menurut dia, dengan berbagai tantangan yang ada, termasuk rongrongan oknum tertentu. "Mereka mau rakyat dininabobokan. Mereka mau rakyat Indonesia diam saja. Mereka mau rakyat kita miskin terus," ujar dia.

Karena itu, Prabowo berharap, rakyat dapat menggunakan hak pilihnya dengan arif. Ia mengatakan, rakyat harus percaya pada kearifan yang ada pada bangsa Indonesia. Ia menyebut rakyat Indonesia bukanlah rakyat yang bisa dibohongi dan dibodohi. "Rakyat Indonesia jangan dianggap rakyat yang bisa dibeli, jangan dianggap rakyat yang bisa disuruh-suruh. Rakyat Indonesia adalah rakyat yang ingin punya harga diri yang tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement