Ahad 15 Jun 2014 14:50 WIB

Tren Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo Naik

Rep: c87/ Red: Citra Listya Rini
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bersama dengan Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ap
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bersama dengan Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) turun dari 54,9 persen pada Maret 2014 menjadi 48,5 persen pada Mei 2014. Mengacu survei nasional yang dilakukan PT Poltracking pada 26 Mei - 3 Juni 2014.

Sebaliknya elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa justru meningkat 13,2 persen. Pada Maret 2014, elektabilitas Prabowo berada di posisi 27,9 persen dan meningkat menjadi 41,1 persen pada Mei 2014.

"Hingga awal Juni 2014, elektabilitas pasangan Jokowi-JK lebih unggul 7,4 persen dari pasangan Prabowo-Hatta. Bisa dianalisis trennya elektabilitas Jowoki menurun sedangkan elektabilitas Prabowo meningkat," kata Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda AR di Jakarta, Ahad (15/6).

 

Menurutnya, perubahan elektabilitas tersebut disebabkan pada Maret terdapat 17,2 persen responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Sedangkan pada Mei hanya 10,4 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

"Survei ini dilakukan setelah penetapan secara resmi pasangan capres-cawapres oleh KPU tapi sebelum kampanye resmu dan debat capres-cawapres. Sehingga elektabilitas ini masih sangat dinamis dan sangat mungkin berubah," ujar Hanta.

Selain itu, perubahan elektabilitas lantaran mengerucutnya pasangan capres hanya dua. Mau tidak mau orang harus memilih diantara dua pasangan itu. Menurut Hanta, faktor yang mempengaruhi naiknya elektabilitas yakni kekuatan magnet elektoral figur dan strategi kampanye.

"Tentu orang akan terdistribusi kekuatan diantaranya. Faktornya efektivitas mesin politik, mesin partai dari kubu Prabowo lebih relevan. Sedangkan mesin nonpartai Jokowi lebih relevan," kata Hanta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement