Kamis 12 Jun 2014 19:08 WIB

Prabowo: Kok Tidak Ada Motor Merek Indonesia?

Prabowo Subianto
Foto: antara
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Calon presiden Prabowo Subianto ingin menjadikan Indonesia sebagai negara produsen otomotif agar mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak bergantung dari negara lain.

Dalam kampanye dialogis di Gedung Serba Guna Medan, baru-baru ini, Prabowo mengungkapkan keprihatinannya atas ketergantungan Indonesia terhadap berbagai produksi otomotif bangsa lain.

Ia mencontohkan kebutuhan sepeda motor di Indonesia yang cukup tinggi sehingga harus membeli kendaraan roda dua itu sekitar 10 juta unit setiap tahun. "Tidak ada (sepeda motor) yang merk buatan Indonesia," katanya.

Demikian juga dengan kebutuhan mobil yang tergantung dari negara lain sehingga harus mengimpor kendaraan tersebut mencapai satu juta unit per tahun.

"Juga tidak ada satu pun merk buatan Indonesia," kata Prabowo.

Dengan berbagai cara, banyak negara-negara besar di dunia yang tidak ingin Indonesia bangkit agar dapat terus dijadikan "pasar empuk" produk mereka.

"(Dengan begitu) kita harus membeli produk mereka," ujar capres yang didukung Partai Gerindra, Partai Golkar, PPP, PAN, PKS, dan PBB itu.

Jika mendapatkan kepercayaan dan amanat rakyat untuk memimpin pemerintahan, Prabowo berjanji akan mengupayakan Indonesia untuk menjadi negara yang mampu memproduksi otomotif.

"Kita akan memiliki mobil buatan Indonesia, motor buatan Indonesia, pesawat terbang buatan Indonesia, juga memiliki kereta api buatan Indonesia," katanya.

Capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa tersebut ingin Indonesia sebagai produsen elektronik agar mampu menghasilkan televi, komputer, dan berbagai kebutuhan rakyat yang berkaitan dengan elektronik.

Dengan menjadi negara produsen otomotif dan elektronik, pemuda-pemudi Indonesia dapat memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.

Harapan itu berbeda dengan kondisi terkini dengan banyaknya warga negara yang harus "mengadu untung" di negara lain untuk mencari pekerjaan.

"Kalau mau pekerjaan, menjadi TKI di luar negeri. Menjadi pelayannya orang lain. Kita ingin bersahabat dengan negara lain, tetapi kita tidak mau menjadi 'kacung' negara lain," katanya.

Menurut catatan, pilpres yang akan dilaksanakan pada 9 Juli 2014 itu diikuti oleh dua bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan Jokowi-JK yang diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI.

Pasangan berikutnya, Prabowo Subianto-Hatta Radjasa diusung Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PKS, PPP, dan PBB.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement