Jumat 06 Jun 2014 17:31 WIB

Ini Persiapan Prabowo untuk Jadi Presiden RI

Letjend TNI Purn Suryo Prabowo
Foto: dok Suryo Prabowo
Letjend TNI Purn Suryo Prabowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator pemenangan Prabowo-Hatta wilayah Jawa Tengah, Suryo Prabowo menjelaskan mengenai jalan Prabowo Subianto menuju kursi presiden.

Menurutnya, selama 10 tahun terakhir, Prabowo bekerja keras menempa diri agar memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi presiden. "Itu cita-cita mulia yang dimilikinya sejak saya mengenalnya 42 tahun lalu," katanya ketika memberikan pembekalan kepada 350 pejabat struktur dan anggota legislatif PKS se-Jateng di Hotel Grasia Semarang, Jumat (6/6).

Memulai dari nol, katanya, Prabowo membangun kekuatan ekonominya. Ia juga berhasil membangun 27 perusahaan yang sebagian besar beroperasi di luar negeri dengan omset puluhan triliun rupiah. Semuanya itu dikatakan dilakukan Prabowo tanpa bersandar pada birokrasi pemerintah.

Kemudian, lanjut Suryo, bermodalkan keberhasilannya di bidang ekonomi itu, Prabowo secara simultan melatih kemampuan manajemen dan kepemimpinannya dalam pelaksanaan tugas yang beragam (multitasking). Prabowo mulai aktif membaktikan diri dalam pengelolaan organisasi sosial berskala nasional yang sarat dengan masalah dan kemiskinan.

"Antara lain, HKTI dan APPSI, yang keseluruhannya beranggotakan 44,8 juta kepala keluarga. Atau sekitar 89 jiwa (178 kali penduduk Solo) dengan pendapatan minimal Rp 90 triliun per tahun. Atau lebih dari 450x pendapatan asli daerah Kota Solo (Rp 181 miliar)," ujarnya.

Ia melihat hal itu sebagai petanda kalau perhatian dan kedekatan Prabowo dengan 'wong cilik' bukan hanya pencitraan di media massa. Melainkan sudah merupakan aksi nyata yang konsisten berkesinambungan dan teguh pada komitmen untuk selalu berupaya memperjuangkan masyarakat.

Kemudian, Prabowo bersama rekan-rekannya mendirikan Partai Gerindra yang kemudian membawanya menjadi cawapres menemani Megawati Sukarnoputri pada 2009. Ini merupakan cara agar dapat mempertahankan Pancasila, UUD 1945 dan rasa Bhinneka Tunggal Ika. Serta menjaga tetap tegak dan berdaulatnya NKRI.

"Kilas balik singkat ini memberikan gambaran kepada kita, bahwa Prabowo dengan penuh kesungguhan membekali dan mendewasakan dirinya dengan serius agar manakala terpilih sebagai Presiden RI, dia tidak mengecewakan rakyat Indonesia yang memilihnya," paparnya.

Suryo menjelaskan, sudah menjadi suatu kelaziman kalau keberhasilan seseorang terkadang disikapi oleh banyak orang sebagai kegagalan. Hal itu yang ia sebut dirasakan oleh para senior Prabowo. 

"Didorong oleh kecemburuannya yang tidak berdasar, mereka senantiasa berupaya membunuh karakter Prabowo dengan melontarkan berbagai fitnah yang sangat tidak bermoral dan keji," paparnya.

Ia menyebut isu mengenai pelanggaran HAM, penculik, dalang kerusuhan, dipecat, penunggak utang. Bahkan ada penggambaran Prabowo sebagai figur yang temperamental, psikopat, szichophrenia dan gila. "Sampai-sampai terkesan bahwa setan pun kalah buruknya dibandingkan dengan Prabowo."

Tetapi, ujarnya, Prabowo bukan mantan tentara picisan, melainkan tentara asli bermental baja dan berahlak mulia. "Prabowo tidak merasa terusik dan tetap tegar mencalonkan dirinya sebagai presiden karena dorongan kecintaannya kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Prabowo menjadi capres bukan karena diperintah dan diberi mandat oleh ketua umum partainya," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement