REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menilai PDI Perjuangan (PDIP) tidak responsif dalam membangun koalisi. Padahal, Demokrat sebelumnya sangat terbuka dalam mendukung capres-cawapres, baik Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mau pun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Ramadhan menuding, Jokowi-JK tidak responsif dalam menanggapi Demokrat. Khususnya saat Demokrat membuka diri untuk mendengar pemaparan visi-misi capres-cawapres.
"Kami tidak mendapat responsif itu, bahkan yang muncul kata-kata yang melecehkan kami," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (5/6). Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai 'melecehkan' tersebut.
Menurutnya, Demokrat juga sudah tau bahwa visi misi masing-masing pasangan telah dipublikasikan secara luas oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan bisa diakses dengan mudah. Tetapi, Demokrat menginginkan langsung bertemu untuk bisa tanya jawab dan menyelami lebih dalam. Seperti yang dilakukan pasangan Prabowo-Hatta.
Dengan begitu, Demokrat bisa memastikan bahwa visi-misi yang dibuat oleh masing-masing pasangan sejalan dengan program pemerintah SBY yang sudah berjalan 10 tahun. "Kalau (visi misi yang dipublikasi KPU) itu kami nggak usah diajari. Kalau ada tanya jawab langsung kan enak," ujarnya.
Secara de facto, katanya, Demokrat telah memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam pilpres 2014. Dari 33 DPD yang hadir dalam pemaparan visi misi oleh Prabowo-Hatta, semuanya sepakat untuk mendukung capres yang diusung koalisi Merah Putih itu.
Dia mengatakan, pemaparan yang disampaikan Prabowo di hadapan kader Demokrat dinilai melegakan. Sebab, Prabowo berjanji untuk meneruskan 14 program unggulan SBY yang telah dilaksanakan selama 10 tahun terakhir. "Kalau secara de jure tinggal nunggu waktu saja," ujarnya.
Dia mengatakan, adanya komitmen untuk melanjutkan program SBY merupakan landasan dari kader Demokrat untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Bahkan Prabowo berjanji akan meningkatkan pencapaian yang sudah dilakukan SBY. "Ini yang membuat kita nyaman dan lega," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
