Jumat 30 May 2014 19:27 WIB

Muhaimin Yakin Menteri Agama Jokowi Bukan Syiah

Joko Widodo bersama Muhaimin Iskandar.
Foto: Republika/ Wihdan
Joko Widodo bersama Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar meyakini menteri agama yang ditunjuk Joko Widodo atau Jokowi jika menang dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 bukan berasal dari aliran Syiah.

"Saya kok yakin seribu persen Menteri Agama Pak Jokowi (jika menang dalam Pilpres) bukan dari Syiah, dan minimal beliau (menteri) orang Nahdhatul Ulama (NU), paling-paling itu," kata Muhaimin usai mendeklarasikan Laskar Santri Nusantara Yogyakarta dukung pasangan Capres dan Cawapres Jokowi-JK dalam Pilpres 9 Juli 2014, Jumat (30/5).

Pernyataan Muhaimin itu juga menepis isu yang berkembang di masyarakat termasuk di tokoh-tokoh ulama Nahdhatul Ulama (NU) bahwa menteri agama dari Jokowi jika terpilih menjadi presiden berasal dari Syiah.

"Itu bukan pernyataan Pak Jokowi atau pernyataan hasil pembicaraan saya dengan Pak Jokowi, saya hanya menyatakan counter terhadap isu yang yang disebar ke seluruh tokoh, bahwa menteri agama dari Jokowi nanti adalah Syiah," kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini.

Muhaimin mengatakan isu tersebut berkembang karena ada salah satu anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang merupakan anggota syiah, sehingga dijadikan isu seolah-olah nanti Menteri Agamanya dari syiah.

"Saya sudah sampaikan kepada para kiai Jawa Timur yang saya kumpulkan, bahwa saya jamin seribu persen tidak mungkin Presiden Indonesia, apalagi Pak Jokowi menunjuk menteri agama dari syiah, saya akan kawal itu," katanya.

Muhaimin juga mengatakan bangsa Indonesia yang mayoritas NU, jika nantinya menteri agama tidak dari NU maka pemerintah bagaimana menentukan awal Ramadhan (bulan puasa), bagaimana menentukan 1 Syawal (Hari Raya Idul Fitri).

"Itu pasti menjadi ribut, kayak zaman Pak Harto dulu, nah makanya saya jamin seribu persen menteri bukan dari syiah, jadi tidak usah khawatir dan isu-isu semacam itu sensitif, karena kiai-kiai itu kalau dengar nama syiah seperti setrum, apalagi kalau menteri agama syiah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement