Rabu 23 Jul 2014 20:15 WIB

Tanggapan Kedubes Korea Soal Penggelembungan Suara Pilpres

Petugas menunjukkan amplop tersegel yang berisi hasil rekapitulasi surat suara pilpres 2014 tingkat PPS dan PPK
Foto: antara
Petugas menunjukkan amplop tersegel yang berisi hasil rekapitulasi surat suara pilpres 2014 tingkat PPS dan PPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia membantah adanya keterlibatan warga Korea sebagai peretas (hacker) untuk menggelembungkan suara salah satu kontestan peserta Pilpres 2014. "Kedutaan Besar Korea membantah sepenuhnya dugaan keterlibatan warga negara Korea dalam kasus tersebut," kata rilis Korean Cultural Center Indonesia melalui stafnya I Gusti Ngurah Alit, di Jakarta, Rabu (23/7).

Ia menjelaskan pada?19 Juli 2014, terdapat berita tentang penangkapan "hacker" berasal dari Korea, serta WNA lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Padahal, menurut hasil investigasi Polda Jateng, kasus dugaan tersebut telah dibuktikan tidak nyata sebagaimana disebutkan dalam kegiaran pilpres. Untuk keterangan lebih lanjut, kata dia, dapat dilakukan pemeriksaan kembali dengan pihak Kepolisian RI Badan Reserse dan Kriminal.

Sebelumnya,Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menyebutkan adanya 37 hacker asal Korea dan Cina yang menggelembungkan suara golput. "Sekitar empat juta suara dimanipulasi," katanya.

Para hackers itu, kata dia, memanipulasi penggelembungan suara golput di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara. Kasus itu, katanya, kini dalam penanganan Bareskrim Polri. "Sekarang sedang dilaporkan ke Bawaslu," katanya.

Hal itu juga yang menjadi pertimbangan untuk menarik diri pasangan Prabowo-Hatta dalam tahapan rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menambahkan adanya bukti itu menunjukkan pelaksanaan Pilpres 2014 jauh dari demokratis dan jurdil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement