Rabu 09 Jul 2014 12:43 WIB

Pilpres Membuat Penderita Gangguan Jiwa Bertambah

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Maman Sudiaman
Stress
Stress

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan dan kegaduhan politik selama ajang Pemiluhan Umum Presiden (Pilpres) 2014 ternyata memicu persoalan kejiwaan. Mendekati hari pencoblosan catatan dari kementerian kesehatan menyatakan jumlah orang yang mengalami ganggunga jiwa atau setidaknya mengalami gejala  stress ringan bertambah.

''Orang Dengan Gangguan Jiwa dalam tingkat ringan diprediksi akan bertambah menjadi pencoblosan pemilu presiden (pilpres). Di antara mereka yang mengalami stress itu memang orang  yang ikut atau terlibat dengan terlalu  memikirkan masalah pilpres," kata Direktur  Kesehatan Jiwa, Kemenkes, Eka Viora dalam diskusi "RUU Kesehatan Jiwa" bersama anggota Panja, Wiryaningsih, Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Eka, berdasarkan catatan jumlah orang dengan gangguan jiwa ringan di Indonesia jumlahnya mencapai sekitar 16 juta orang. Namun mereka yang stress dalam tingkatan berat itu jumlahnya sudah mencapai sekitar 400.000 orang. "Dan dari jumlah yang mengalami stres berat ini, sekitar 57.000 orang pernah dan masih dipasung," tambahnya.

Dengan adanya UU Kesehatan Jiwa ini, maka pelayanan kepada rakyat terkait kasus kesehatan jiwa diharapkan menjadi semakin baik. Namun dari data yang ada belum semua provinsi mempunyai rumah sakit jiwa.''Pemerintah daerah yang sudah memiliki rumah sakit jiwa, baru sekitar 28 propinsi. Masih ada sekitar 6 propinsi lagi yang belum memiliki rumah sakit jiwa," tegasnya.

''Setelah UU Kesehatan Jiwa disyahkan DPR, maka mulai saat ini Pemda wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa sebagai pelayanan kesehatan dasar.Jadi penderita kini bisa ditangani mulai dari puskesmas oleh dokter umum yang sudah dilatih," terangnya.

Menyinggung kriteria gangguan kejiwaan Eka mengatakan terdiri dari beberapa jenis. Hal ini adalah terkait gangguan ingatan, tak bisa sosialisasi diri di tengah masyarakat, terganggu kepribadiannya, stress, depresi, tak bisa meningkatkan kualitas hidup dirinya sendiri, dan lainnya. ''Pemicu gangguan jiwanya macam-macam, mulai  karena ditimpa bencana, putus cinta dan lain-lain.  Pilpres pun bisa dijadikan pemicu bila terlalu serius memikirkannya.  Maka, saran saya dalam pilpres ini santai saja, siapa pun presidennya kita terima saja,'' katanya. n muhammad subarkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement