Ahad 06 Jul 2014 18:27 WIB

Istri Gus Dur Imbau Warga Mencoblos di Pilpres

 Istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid saat acara haul Gus Dur ke-4 di Jakarta, Sabtu (28/12).
Foto: Republika/Prayogi
Istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid saat acara haul Gus Dur ke-4 di Jakarta, Sabtu (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL - Istri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah mengajak, masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum Presiden, 9 Juli 2014. "Saya berharap seluruh rakyat Indonesia tidak lupa mencoblos dalam pemilu presiden mendatang," katanya saat ditemui di Gunung Kidul, Ahad (6/7).

Dia mengajak pemilih untuk berpikir cerdas, yakni dengan memilih orang yang tepat sebagai presiden RI mendatang. "Pilih orang yang bijaksana, adil, dan jujur, dan memihak rakyat," katanya.

Menurut dia, saat ini kerukunan antarmasyarakat Indonesia sedang diuji dengan adanya berbagai kerusuhan yang berbau suku, ras, agama, dan antargolongan. Oleh sebab itu, Sinta berharap masyarakat tetap menjaga kerukunan. "Mempererat persatuan menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia," kata dia.

Menurut dia, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap menjadi pegangan agar tidak terpecah belah sebagai sesama anak bangsa. "Fanatisme bisa mengoyak kerukunan bangsa Indonesia, apabila kita tidak bisa bersatu," katanya.

Dalam deklarasi tersebut, Sinta Nuriyah menandatangani petisi dan cap tangan di atas kain putih sepanjang lima meter bertuliskan 'Kami Titip Bhinneka Tunggal Ika'. Hal itu, kemudian dilanjutkan oleh seluruh pemuka keagamaan. Kain tersebut akan dipasang di sekitar Alun-Alun Kabupaten Gunung Kidul.

Ketua Forum Lintas Iman (FLI) Gunung Kidul Aminudin Azziz mengatakan deklarasi kebangsaan sebagai wujud kepedulian terhadap dasar pemersatu bangsa, Bhinneka Tunggal Ika yang saat ini mulai goyah. "Sebagai aksi keprihatinan kami karena kebhinnekaan menjadi pertaruhan dimana bangsa ini akan dibawa oleh pemimpin yang baru," kata Aminudin.

Dia berharap pemimpin Indonesia masa mendatang mampu menjaga kerukunan antarwarga, sehingga tidak ada lagi perpecahan atas nama SARA. "Jangan sampai kerusuhan mengatasnamakan apapun terjadi lagi, kita harus bersatu," kata dia. Pada kesempatan sebelumnya, Sinta menghadiri sahur bersama santri di Pondok Pesantren Darul Quran, Ledoksari, Kepek, Wonosari, Gunung Kidul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement