Senin 23 Jun 2014 07:47 WIB

Gambar Jokowi Pakai Peci, Tim Protes ke KPU

Prabowo Subianto berpelukan dengan Joko Widodo sesaat sebelum debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto berpelukan dengan Joko Widodo sesaat sebelum debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Tim kampanye pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengajukan protes ke KPU setempat soal gambar sosialisasi pasangan nomor urut 2 itu yang mengenakan jas dan berpeci.

"Kami akan memasukkan surat protes ke KPU, Senin (23/6), soal gambar sosialisasi Pilpres 2014. Kami meminta gambar sosialisasi Pilpres 2014 yang terpasang di berbagai lokasi diturunkan dan diganti dengan gambar yang sama dengan di surat suara," kata Ketua Tim Kampanye Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-JK di Bojonegoro Donny Bayu Setiawan.

Dia menjelaskan, gambar pasangan Jokowi-JK, yang ada di dalam surat suara yaitu mengenakan baju kotak-kotak. Tetapi, gambar yang terpasang di berbagai kantor Pemerintah, seperti kantor kecamatan, balai desa, mengenakan pakaian jas dan berpeci. "Gambar sosialisasi yang dikeluarkan KPU jelas menyesatkan masyarakat, sebab berbeda dengan yang ada di dalam surat suara," ujarnya.

Di dalam acara deklarasi relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla di daerah setempat, Bambang Soen, juga menyampaikan mengenai gambar sosialisasi Pilpres 2014 soal pasangan Jokowi-JK yang mengenakan pakaian jas dan berpeci.

"Kami minta KPU dan Panwaslu di Bojonegoro melakukan koreksi mengenai gambar sosialisasi Pilpres 2014 yang terpasang di berbagai lokasi itu. Informasinya gambar sosialisasi itu yang membuat KPU Pusat," kata Koordinator Relawan Jokowi-JK di Bojonegoro Bambang Soen.

Menurut Bambang, para pemilih yang awam akan kebingungan kalau masuk tempat pemungutan suara (TPS), kalau mendapati gambar surat suara berbeda dengan yang ada di dalam sosialisasi Pilpres 2014. "Kami relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Bojonegoro mendesak KPU secepatnya menurunkan gambar tersebut dan mengganti dengan yang baru," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement