Selasa 17 Jun 2014 00:20 WIB

Bupati OKU Timur Pilih Dukung Jokowi-JK

Jokowi-JK didampingi Cak Imin
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jokowi-JK didampingi Cak Imin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbeda dengan mayoritas kepala daerah di Sumatra Selatan, Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Herman Deru, menegaskan sikap politiknya dengan memilih pasangan Jokowi Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Pilihan sikap politik itu berbeda dengan enam belas kepala daerah lainnya, mulai dari bupati, wali kota, dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang ramai-ramai secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap pasangan Prabowo-Hatta.

Bukan saja mendukung Jokowi-JK, Herman juga memimpin langsung pemenangan Jokowi-JK sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sumsel. Apapertimbangan prinsipil yang menyebabkan sikap Herman yang berbeda itu? Menurut bupati yang dipilih 95 persen warganya d Pilkada OKU Timur itu, pilihannya terhadap pasangan Jokowi-JK sepenunya didasarkan atas pertimbangan hati nurani.

Selain itu, ia juga mengamat rekam jejak pasangan nomor urut 2 itu secara saksama. “Saya tidak kuat melawan hati saya sendiri untuk tidak mendukung Jokowi,” kata Herman saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (16/6).

Herman yakin, bahwa figur seperti Jokowi, ketika menjadi wali kota Solo yang dipikirkan hanyalah bekerja dan bekerja menjalankan amanat yang diberikan warganya. Jokowi tak pernah membayangkan dan bercita-cita menjadi gubernur DKI Jakarta, apalagi presiden.

Karier dan nasib politik alumnus UGM itu tidak digerakkan oleh ambisi pribadinya terhadap kekuasaan. "Yang dia lakukan adalah mengikuti kehendak rakyat," kata Herman.

Bahwa media massa turut melambungkan nama gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut, ia tak membantahnya. Tetapi, menurut Herman, publikasi tidak bekerja di ruang hampa.

Tanpa pesona pribadi dan rekam jejak yang melekat pada diri Jokowi, sorotan media tak akan memberi efek banyak. Buktinya, banyak tokoh yang memanfaatkan media massa, tapi tidak membuat yang bersangkutan begitu saja diterima masyarakat.

Dalam budaya politik di Indonesia, kata dia, terdapat sejenis kearifan, bahwa pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dimunculkan atas kehendak murni rakyat bukan karena ambisi, biasanya dipercaya lebih tulus dan bertanggungjawab. Pemimpin serupa ini diyakini lebih serius berpikir dan bekerja untuk rakyatnya.

Selain itu, lanjut Herman, senioritas, pengalaman, dan kepemimpinan JK yang khas menjadi nilai plus sebagai cawapresnya Jokowi. Karena itu, pasangan yang diusung PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI itu sangat menjanjikan bagi perubahan Indonesia yang lebih baik ke depan. “Saya yakin, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla akan mendapat dukungan luas dari masyarakat di Sumatra Selatan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement