Ahad 08 Jun 2014 10:54 WIB

Hanura Sulteng: Indonesia Butuh Pemimpin tanpa Pencitraan

Seorang bocah di antara massa simpatisan mengikuti kampanye terbuka Partai Hanura di Lapangan Blok S, Jakarta, Jumat (28/3).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Seorang bocah di antara massa simpatisan mengikuti kampanye terbuka Partai Hanura di Lapangan Blok S, Jakarta, Jumat (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Wakil Ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sulawesi Tengah (Sulteng), Bayu Alexander Montang mengatakan, partainya menjadikan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai harga mati. "Jokowi-JK sudah harga mati bagi seluruh tingkatan organisasi Hanura, dari provinsi sampai ranting," katanya di Palu, Sabtu (8/6).

Bayu mengatakan ketidakhadiran Ketua DPD Hanura Sulawesi Tengah Karim Hanggi dalam berbagai pertemuan rapat koalisi partai pengusung karena Karim karena sudah memberikan kewenangan kepada dirinya sebagai wakil ketua untuk mewakili partai dalam berbagai kesempatan.

Menurut Bayu, tugas dan kapasitas Ketua DPD Hanura sebagai salah satu komisaris Bank Sulteng sehingga tidak bisa banyak terlibat dalam kegiatan politik praktis. "Makanya beliau menyerahkan sepenuhnya kepada saya," katanya.

Bayu mengatakan, tidak benar jika ada opini yang mengatakan ketua DPD Hanura Sulteng itu tidak mendukung koalisi pengusung Jokowi-JK, hanya karena Karim pernah menjadi ketua Tim Sukses Pemenangan Ketua DPD Gerindra Longki Djanggola sebagai calon gubernur Sulteng.

Menurut Bayu, Partai Hanura akan menggelar rapat kerja daerah yang dihadiri seluruh cabang dan anak cabang pada 13 Juni 2014. Salah satu yang akan dibahas dalam rapat kerja daerah tersebut adalah memperkuat barisan pemenangan di tingkat partai untuk Jokowi-JK.

Sementara itu kader Partai Hanura Patrisia Lamarauna yang menjadi narasumber pada dialog deklarasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) mengatakan, relawan pemenangan Jokowi-JK bukan paksaan dan bukan pula basa basi. Dia mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin merakyat tanpa pencitraan, tampil apa adanya dengan tulus menunjukkan kepedulian kepada rakyat, tanpa janji.

Tentu saja dengan rekam jejak bersih, memberi contoh teladan dan memimpin dgn keteladanan. "Indonesia membutuhkan pemimpin tanpa basa basi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement