Rabu 23 Apr 2014 16:12 WIB

Pemilih di Luar Negeri Masih Tanya Apakah JK 'Nyaleg'

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
 Sejumlah pemilih antre menyalurkan suaranya pada pemungutan suara pemilu legislatif, di TPS 1 dan 2, Washinton DC, Amerika, Sabtu (5/4). (Antara/Saiful Bahri)
Sejumlah pemilih antre menyalurkan suaranya pada pemungutan suara pemilu legislatif, di TPS 1 dan 2, Washinton DC, Amerika, Sabtu (5/4). (Antara/Saiful Bahri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (Pokja PPLN) menyatakan, pemilih di luar negeri masih mengeluhkan belum mengenal caleg yang akan mereka pilih. Bahkan di beberapa wilayah, pemilih malah menanyakan apakah mantan wapres Jusuf Kalla masuk sebagai calon.

"Pemilih lebih nyari figur. Misalnya di Malaysia, pemilih masih nanyaian JK (Jusuf Kalla) maju enggak," kata Ketua Pokja PPLN Wahid Supriyadi, di kantor KPU, Jakarta, Rabu (23/4).

Meski begitu, Wahid optimis partisipasi pemilih luar negeri pada pileg 2014 meningkat dibandingkan 2009. Dari perkiraan kasar berdasarkan pemilih yang menggunakan suaranya, prosentase partisipasi pemilih pada pemilu 2009 sebesar 22,3 persen sudah terlewati.

"Ini baru perkiraan kasar berdasarkan hasil rekap pemilih di 89 PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri). Batas 22,3 persen partisipasi pemilih pada pemilu 2009  sudah terlampaui," ujarnya.

Mengingat pemilu di luar negeri diselenggarakan oleh 130 PPLN di 96 negara, maka Wahid memperkirakan partisipasi pemilih secara kesleuruhan meningkat. Target partisipasi sebanyak 30 persen pun dianggap realistis tercapai.

Mekanisme pemberian suara melalui penggunaan drop box, disebut Wahid sebagai salah satu pemicu terdongkraknya partisipasi pemilih. Misalnya saja pemilih di Kuala Lumpur yang berjumlah 44.801 orang. 

Diketahui mereka yang memilih di TPS hanya berjumlah 5875. Jumlah ini kalah besar dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya melalui drop box yang mencapai 34.058 pemilih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement