Senin 21 Apr 2014 13:57 WIB

PPP Jateng: Suryadharma Ali Bersalah!

Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah akan mengusulkan islah terkait dengan adanya konflik internal di tubuh partai politik berlambang Kabah itu.

"Kami akan mengusulkan islah sebagai solusi yang sejuk kepada pihak-pihak yang sedang berseteru saat ini yakni kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dengan kubu Sekjen PPP Romahurmuziy," kata Wakil Ketua DPW PPP Jateng Istajib di Semarang, Senin (21/4).

Menurut dia, islah merupakan forum yang sangat dikehendaki dan menjadi hal yang penting agar PPP atau rumah besar politik umat Islam tidak dalam keadaan terbelah.

"PPP mempunyai ulama-ulama besar dan mudah-mudahan pandangan dari para ulama tersebut didengarkan oleh semua pihak, termasuk yang sedang berseteru," ujar anggota Komisi B DPRD Jateng itu.

Menurut dia konflik internal yang terjadi antardua kubu tersebut tidak menyangkut hal yang prinsip, melainkan hanya persoalan mekanisme yang salah.

"Ketua Umum Suryadharma Ali telah melakukan hal yang salah dengan melanggar keputusan Mukernas II di Bandung pada Februari 2014," katanya.

Istajib berencana menyampaikan usulan islah itu saat berlangsungnya Rapat Harian DPW PPP Jateng sekaligus rapat evaluasi hasil Pemilu Legislatif 2014 yang akan digelar pada Senin (21/4) malam.

Pada rapat harian di kantor DPW PPP Jateng nanti, kata dia, juga akan disampaikan hasil Rapat Pimpinan Nasional I PPP di Jakarta, Sabtu (19/4). "Saya yakin islah antara dua belah pihak bisa dilakukan karena ini demi kebaikan bersama," ujarnya.

Ia menegaskan DPW PPP Jateng menyesalkan sikap Ketua Umum Suryadharma Ali yang menghadiri kampanye Partai Gerindra dan menyatakan mendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto karena keputusan Mukernas bukan seperti itu.

"Jika berpegang pada keputusan Mukernas ya kami tidak mengakui koalisi antara PPP dengan Partai Gerindra," katanya.

Terkait dengan kunjungan Prabowo Subianto dan K etua Umum PPP Suryadharma Ali ke Kiai Maimun Zubair, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (20/4), Istajib mengaku tidak diberitahu oleh yang bersangkutan.

"Kami tahunya malah dari media, dan kalau diberitahu pasti kami mengutus pengurus untuk datang ke sana," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement