Jumat 18 Apr 2014 10:12 WIB

Dapat Suara Kecil, Caleg PPP Ambil Kembali Bantuannya untuk Masjid

Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk DPRD Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), bernama Ruslan Djafar mengambil kembali bantuan yang diberikan untuk sebuah masjid saat kampanye lalu.

"Tim Ruslan Djafar saat kampanye lalu memberikan bantuan berupa uang tunai Rp 10 juta untuk masjid Al-Muhajirin serta satu unit televisi dan parabola untuk pemuda di Desa Pasir Putih, Kecamatan Kayoa, Halsel," kata Bendahara Masjid Al-Muhadjirin, Fardanan Fahri di Ternate, Jumat (18/4).

Ketika itu, ia pun menanyakan kepada Ruslan, apakah bantuan tersebut terkait dengan politik. Tetapi Ruslan yang saat ini tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Halsel dari Partai Barnas itu mengaku, semuanya sebagai bantuan amal.

Namun, kata Fardanan, beberapa hari setelah pemungutan suara legislatif, atau tepatnya pascapleno di tingkat PPS, tim Ruslan datang mengambil kembali bantuan tersebut. Alasannya, perolehan suara Ruslan di wilayah itu hanya tujuh suara.

Pengurus masjid dan masyarakat setempat sangat menyesalkan tindakan tim pemenang Ruslan tersebut. Karena mengaitkan pemberian bantuan yang sebelumnya diakui hanya sebagai amal itu dengan kepentingan politik. Khususnya pelaksanaan pemilu legislatif 2014.

Sebenarnya, kata dia, Ruslan tidak salah kalau memberikan bantuan tersebut di Desa Pasir Putih. Meski pun pileg tidak memperoleh suara signifikan. 

Karena pada pileg 2004 dan 2009, masyarakat setempat sebagian besar memberikan suaranya kepada bersangkutan. Sehingg kemudian ia duduk duduk di DPRD Kabupaten Halsel selama dua periode.

Ruslan dan tim suksesnya masih sulit dikonfirmasi terkait hal tersebut. Namun sejumlah kalangan di Malut menilai, tindakan Ruslan itu menunjukkan suatu yang sangat tidak baik dan mencederai demokrasi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement