Ahad 06 Apr 2014 18:35 WIB

'Jangan Sampai Tipu Sukarno Kembali Terulang di Aceh'

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Mansyur Faqih
 Aparat keamanan gabungan TNI/Polri memeriksa pengemudi dan kendaraannya ketika menggelar razia di Lhokseumawe, Aceh, Rabu (2/4) malam. (Antara/Rahmad)
Aparat keamanan gabungan TNI/Polri memeriksa pengemudi dan kendaraannya ketika menggelar razia di Lhokseumawe, Aceh, Rabu (2/4) malam. (Antara/Rahmad)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Penasihat Partai Aceh (PA), Zaini Abdullah bertekad memperjuangkan politik secara jujur dan ikhlas, bukan dengan gerakan bersenjata. "PA bertekad bisa meraih 80 persen kursi di legislatif. Dengan demikian DPRA dan pemerintah akan sejalan dan efektif dalam menjalankan roda pemerintahan," ujar Zaini di Banda Aceh, NAD, Ahad (6/4).

Menurut Zaini, tekad meraih 80 persen suara sangat penting. Setidaknya untuk menuntaskan MoU Helsinki dalam UU Pemerintahan Aceh (UUPA). Antara lain, menjalankan pemerintahan sesuai dengan Dinul Islam. Serta membangun hubungan diplomasi dengan luar negeri menyangkut segala hal, terutama persoalan perekonomian. 

"Jangan sampai tipu Sukarno kembali terulang di Aceh. Untuk itu kita harus menagih apa yang telah dijanjikan oleh pemerintah Indonesia, salah satu caranya PA harus menang Pemilu. PA satu-satunya partai di Aceh yang masih konsisten memperjuangkan MoU Helsinki," tutur Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tersebut.

Juru bicara PA, Fachrul Razi menyatakan partainya siap menang dan kalah. "Kedewasaan berdemokrasi di Aceh sudah cukup baik dan itu menjadi harapan seluruh rakyat Aceh untuk menentuan masa depan yang lebih baik," papar Fachrul.

Fachrul menegaskan tidak ada konflik bersenjata di antara partai lokal di Aceh. "Penembakan dan kekerasan yang terjadi itu merupakan perbuatan kriminal dan itu ranahnya kepolisian untuk mengusut tuntas para pelakunya," tegasnya.

Caleg Partai Nasional Aceh (PNA), Muhammad Juli Fuadi mengungkapkan situasi di aceh tidak mencekam seperti yang diberitakan media nasional. "Kekerasan yang terjadi saat ini tidak ada kaitannya dengan politik, tapi itu merupakan persoalan hukum, sosial dan ekonomi. Alhamdulilah Aceh tidak mencekam seperti yang dibayangkan," ungkap Juli. 

Jubir Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PNA, Munawar Liza menyampaikan, partainya berwawasan nasional dan memperjuangkan hak rakyat Aceh tanpa membedakan golongan. "PNA akan membangun Aceh bersama seluruh rakyat," tandas Munawar yang menargetkan PNA meraih 50 persen lebih suara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement