REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku tidak menjadi sahabat media (media darling).
Salah satu indikasinya, kata Prabowo, orasinya yang kerap menyinggung kebocoran APBN sebesar Rp 1.000 triliun per tahun dan pengusaha hitam yang menguasai negeri ini, tidak pernah dimuat di media massa.
Karena itu, ia kadang merasa jengkel sudah berapi-api berorasi di depan ribuan massa, namun koran dan televisi tidak mengabarkannya.
"Ngapain kalian (wartawan) datang ke sini? Nanti juga tidak dimuat," sentil mantan panglima Kostrad itu ketika berkampanye di Lapangan Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Bandung, Jumat (4/4).
Meski sadar pernyataannya terkesan menuding, namun ia merasa sebuah fakta harus disampaikan. Sayangnya, pendapatnya yang sudah diliput wartawan malah tidak ada yang dipublikasikan.
Prabowo tidak kecewa. Dia malah semakin yakin bisa merebut perhatian masyarakat lantaran memiliki program yang bertujuan untuk mensejahterakan bangsa ini.
"Gerindra tidak punya koran, tidak punya televisi, Gerindra hanya punya hati rakyat. Gerindra akan menang," kata mantan komandan jenderal Kopassus itu.
Menurut Prabowo, ketidakadilan yang terjadi di Indonesia tidak boleh dibiarkan. Kalau hal itu terjadi, maka kesengsaraan rakyat akan semakin bertambah dari waktu ke waktu. Disparitas yang semakin tinggi itu, janji dia, wajib segera diakhiri.
"Karena banyak institusi dan lembaga dikuasai segelintir orang kaya raya, mereka jadi kaya dari jerih payah rakyat Indonesia. Mereka kaya, tapi lupa tangggungjawab terhadap bangsa, tidak peduli penderitaan rakyat Indonesia," ujar Prabowo.