REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada pemilihan umum (pemilu) 2014, tampaknya akan kembali terpilih presiden yang hanya populer, namun tidak bisa bekerja. Sebut saja tiga calon presiden (capres) yang memiliki kesempatan terkuat saat ini yaitu Joko Widodo dari PDIP, Aburizal Bakrie (Partai Golkar) dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra).
"Tidak ada jaminan kinerja dari ketiga capres yang populer itu," kata peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gege Sandra pada Jumat (4/4) saat konferensi pers.
Jokowi, sapaan akrab gubernur DKI Jakarta, dikatakan belum terlihat hasil kerjanya dalam dua tahun belakangan ini. Karena yang dilakukannya sebagai gubernur hanya blusukan. Sementara masyarakat lebih melihat wakilnya, Basuki Tjahja Purnama yang sebenarnya bekerja.
Begitu pula dengan Prabowo Subianto dan Ical yang menjadi populer karena mesin partai yang solid dan kekuatan modal yang besar. Melihat dan mendengar apa yang dikampanyekan kedua capres itu, terlihat sangat indah dan muluk-muluk.
Menurut Gege, untuk menunjang kinerja operasional dari ketiga capres yang populer itu, dibutuhkan pendamping yang kompeten dan tidak hanya dianggap sebagai ban serep.