Kamis 27 Feb 2014 20:20 WIB

'Enggak Zaman Kampanye di Pohon'

 Pekerja menyelesaikan pembuatan poster atribut kampanye Pemilu Legislatif di kawasan Kalibaru, Jakarta, Jumat (21/2).  (Antara/Yudhi Mahatma)
Pekerja menyelesaikan pembuatan poster atribut kampanye Pemilu Legislatif di kawasan Kalibaru, Jakarta, Jumat (21/2). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat media sosial Sony Subrata mengatakan kampanye melalui jejaring sosial merupakan sarana yang cukup efektif untuk mendulang suara bagi partai politik, kandidat wakil rakyat, maupun capres pada Pemilihan Umum mendatang.

Menurut Sony, kampanye menggunakan jejaring sosial dinilai lebih ampuh daripada metode kampanye tradisional seperti menggunakan baliho maupun selebaran. "Pemilih muda sekarang tidak akan percaya dengan iklan-iklan kampanye di televisi. Namun, ketika ada temannya mengatakan bahwa seorang kandidat tertentu itu bagus, maka dia akan lebih percaya dengan cara seperti demikian," kata Sony, Kamis (27/2).

Salah satu keunggulan dari sosial media adalah teknologi tersebut tidak mengenal batasan fisik dalam hal konektivitas. "Ketika masyarakat mendengar tentang kebaikan seorang kandidat, mereka akan menyebarkan kabar tersebut melalui jejaring sosial. Berita bagus menyebar dengan cepat, sementara berita jelek bahkan menyebar lebih cepat," kata Sony.

Walaupun pengguna media sosial seperti Twitter di Indonesia hanya sekitar 30 juta, dengan 20 juta pengguna aktif, namun para pengguna tersebut mempunyai faktor mempengaruhi orang-orang sekitarnya.

"Sebagai contohnya jika dalam satu keluarga ada satu anak saja yang mempunyai akun jejaring sosial, maka dia bisa berbagi tentang suatu berita atau keunggulan kandidat ke seluruh anggota keluarganya," kata Sony.

Sementara jika seorang "buzzer", akun Twitter yang mempunyai pengikut 2.000 atau lebih, memposting twit yang menyerang atau mendukung seorang kandidat, maka pengaruhnya akan sangat besar, kata Sony yang pernah juga menjadi konsultan politik Jokowi dan Dahlan Iskan tersebut. Akan tetapi, lewat media sosial pun, fitnah terhadap seorang calon pun akan cepat sekali menyebar secara tidak bertanggung jawab.

Percakapan-percakapan tentang siapa yang paling ramai dibicarakan di media sosial pun bisa dipantau untuk memprediksi siapa kira-kira pemenang dari suatu pemilihan umum, kata Sony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement