Selasa 11 Feb 2014 12:57 WIB

SBY Merasa Sulit Curang di Pemilu 2014

Rep: Esthi Maharani/ Red: Joko Sadewo
 Sejumlah pekerja sibuk mencetak surat suara pemilu legislatif di salah satu pabrik pencetakan di Bandung, Senin (10/2).   (Septianjar Muharam)
Sejumlah pekerja sibuk mencetak surat suara pemilu legislatif di salah satu pabrik pencetakan di Bandung, Senin (10/2). (Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pemilu 2014 lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Karena itu, ia menyakini kecurangan yang terjadi di 2004 dan 2009 bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.

“Sistem yang berlaku sekarang ini sulit kecurangan itu terjadi. Kalau ada yang berniat curang, itu tidak mudah dilakukan,” katanya dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) pemantapan pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, Selasa (11/2).

Menurutnya, sistem saat ini berbeda dengan system terdahulu yang pemerintahnya terdiri dari satu partai atau kekuatan politik serta satu barisan dengan presiden. Dengan sistem terdahulu potensi kecurangan sangatlah besar.

Sedangkan di era demokrasi saat ini, perubahan mendasar sudah terjadi. Pemerintah terdiri dari perwakilan berbagai partai politik. Tak hanya di jajaran kabinet, parlemen, tetapi juga pemerintah daerah. Dengan begitu, ia menyakini kecurangan bisa diminimalisasi karena banyak pihak yang akan mengawasi.

“Mari kita jaga akuntabilitas dan transparansi pada tingkat penyelenggara pemilu, partai politik peserta pemilu, jajaran pemeirntah, dan jajaran penegak hukum. Dalam pelaksanaan pemilu suhu politik pasti meningkat, ini hukum politik yang terjadi di negara manapun. Cegah dan tiadakan hal-hal yang bisa menimbulkan kecurangan, kecurigaan yang tidak perlu apalagi fitnah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement