Ahad 02 Feb 2014 12:00 WIB

Kader Terjerat Korupsi, Kans Menang Golkar Tipis

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad
Perayaan HUT Partai Golkar
Foto: Republika/ Agung Supriyatno
Perayaan HUT Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kans Partai Golkar memenangkan pemilihan presiden 2014 relatif kecil, lantaran banyak kadernya yang kesandung kasus korupsi. Selain itu, calon presiden yang diusung dinilai memiliki elektabilitas rendah.

"Golkar peluangnya relatif kecil untuk bisa memenangkan Pilpres 2014," kata peneliti Indonesia Research Centre (IRC) Yunita Mandolang dalam rilis hasil survei tentang Elektabilitas Versus Kapabilitas, Ahad (2/2).

Partai Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie tetap memiliki elektabilitas sebesar 6 persen, meski telah melakukan iklan besar-besaran di berbagai media massa. Tokoh-tokoh yang dijual elektabilitasnya, terang Yunita, sangatlah rendah.

Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi School of Government Fadjroel Rachman punya penilaian lain tentang rendahnya hasil survei publik terhadap Partai Golkar.

Ternyata sikap defensif dalam mengatasi kadernya yang tersandung kasus korupsi berdampak pada pandangan masyarakat terhadap partai berlambang pohon beringin itu.

"Kalau pada survei kemarin posisi Golkar masih mengungguli Demokrat. Namun dengan kondisi sekarang bukan tidak mungkin langkah yang diambil Demokrat justru bisa berbalik mengungguli Golkar," kata Fadjroel.

Konvensi Demokrat

Sementara mengenai Konvensi Demokrat, Yunita menjelaskan konvensi yang dilakukan oleh Partai Demokrat bisa menjadi titik balik untuk mengalahkan Partai Golkar.

"Partai Demokrat bisa menepisnya karena saat ini tengah menggelar konvensi internal capres. Ada kemungkinan salah satu hasil Konvensi Partai Demokrat memiliki peluang lebih besar," kata Yunita menegaskan.

Survei dilakukan pada 23 Desember hingga 14 Januari 2013 di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah responden 1.400 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error sebesar 2,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement