Jumat 27 Feb 2015 16:10 WIB

Kebutuhan Sepeda Motor Dalam Negeri Masih Tinggi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suzuki Addres
Foto: Sportku
Suzuki Addres

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata optimistis dapat meningkatkan produksi ekspor sepeda motor dalam lima tahun mendatang. Namun, target kenaikan dua juta yang ditantang oleh pemerintah kurang realistis karena kebutuhan di dalam negeri masih besar.

"Kalau targetnya satu juta sampai 1,5 juta masih realistis, karena kita masih mengimbangi kebutuhan yang sangat penting untuk pasar lokal," ujar Gunadi dalam peresmian ekspor perdana sepeda motor Suzuki Address di Bekasi, Jumat (27/2).

 

Menurut Gunadi, semua produsen sepeda motor di Tanah Air sudah berupaya untuk meningkatkan ekspor. Namun, harus diakui bahwa saat ini ekspor sepeda motor masih kecil karena tujuan pangsa pasarnya sebagian besar ke negara-negara berkembang. Penetrasi ekspor ke negara berkembang masih sulit karena biasanya mereka memiliki pabrik sepeda motor masing-masing.

Gunadi mengatakan, sejauh ini ekspor sepeda motor ke Eropa dan Amerika masih sulit karena adanya perbedaan tren. Di negara maju, penduduknya mayoritas memiliki mobil dengan rasio satu berbanding dua. Sehingga, sepeda motor sulit dilirik oleh masyarakat di negara maju.

Menurut Gunadi, Amerika lebih menyukai produk motor 250 cc ke atas untuk keperluan touring jarak jauh. Sedangkan, Eropa lebih berminat produk motor yang lebih kecil yakni di bawah 250 cc untuk menjangkau jarak pendek.

"Biasanya negara maju lebih memilih sepeda motor kapasitas 250 cc ke atas, namun pada 2014 ini sudah ada sedikit pergeseran tren dan mereka sudah mulai melirik sepeda motor di bawah 250 cc," ujar Gunadi.

Perubahan tren ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh produsen sepeda motor untuk melebarkan sayap di pasar global. Gunadi mengatakan, industri sepeda motor di Tanah Air sudah memiliki daya saing yang mumpuni. Hal ini ditandai dengan pemakaian komponen lokal sebesar 85 persen, sehingga sudah tidak bergantung lagi dengan impor.

Selain itu, kapasitas produksi industri sepeda motor mencapai 9,5 juta unit per tahun. Sedangkan kebutuhan domestik pada tahun lalu mencapaai 7,8 juta unit. Gunadi mengatakan, pasar sepeda motor saat ini masih belum stabil karena pengaruh fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia berharap tahun ini pasar sepeda motor bisa segera menyesuaikan dengan fluktuasi harga tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement