Sabtu 19 Jul 2014 18:49 WIB

71 Kecelakaan Mudik Melibatkan Sepeda Motor

Pekerja menata sepeda motor yang akan dikirim melalui jasa pengiriman kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Rabu (16/7). Menjelang Lebaran, pengiriman paket ataupun sepeda motor melalui jasa ekspedisi angkutan kereta api (KA) diperkirakan meningkat sekitar
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja menata sepeda motor yang akan dikirim melalui jasa pengiriman kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Rabu (16/7). Menjelang Lebaran, pengiriman paket ataupun sepeda motor melalui jasa ekspedisi angkutan kereta api (KA) diperkirakan meningkat sekitar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kecelakaan sepeda motor masih cukup tinggi selama mudik lebaran tahun lalu. Untuk itu, pemerintah dan pebisnis sepeda motor mengajak para pemudik tetap waspada.

Data Korlantas Mabes Polri menyebutkan, saat arus mudik 2014, keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan mencapai 71 persen. Angka itu setara dengan 163 kasus per hari. Sedangkan korban tewas dari pesepeda motor mencapai sekitar 21 jiwa per hari.

"Kami mengajak pemudik lebih waspada. Ada lima aspek utama dalam mengatasi masalah mudik," ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, di sela diskusi Mudik Selamat, Meredam Petaka Jalan Raya yang digelar Independent Bikers Club (IBC) di Jakarta, Sabtu (19/7).

Lima aspek itu, lanjutnya, mencakup keamanan, keselamatan, keterjangkauan, dan kultural. Dua aspek di antaranya, yakni keamanan dan keselamatan merupakan faktor vital yang wajib diwaspadai ketika mudik.

"Secara umum, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menekan kecelakaan antara lain penerapan sepeda motor di jalur lambat, pembuatan jalur khusus sepeda motor, ruang henti khusus sepeda motor," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, roda dua menjadi transportasi mudik yang mudah dan murah. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai sarana transportasi saat di kampung.

"Sebagian masyarakat juga menjadikan motor sebagai hadiah bagi keluarga di kampung," ujar Gunadi.

Menurutnya, mudik dengan motor tidak perlu dihambat. Namun, diperlukan sarana angkutan nonmotor yang cukup. Jika hal itu terpenuhi, masyarakat akan lebih memilih transportasi massal yang murah dan nyaman.

Saat ini, katanya, pemudik terpaksa menggunakan motor lantaran sarana transportasi massal tidak mencukupi. Karenanya angka kecelakaan yang melibatkan motor masih tinggi.

Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti tidak memiliki SIM, mengemudi tanpa helm, modifikasi lampu, dan cara berkendara yang ugal-ugalan. Kondisi infrastruktur yang tidak memadai juga menjadi salah satu pemicunya.

Saat ini, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 83,6 juta unit, mobil 11,2 juta unit, truk 5,6 juta unit, dan bus 2,2 juta unit. Jumlah ini bakal terus bertambah seiring masih besarnya ruang pertumbuhan pasar otomotif Indonesia.

Beberapa langkah yang dilakukan AISI, kata dia, antara lain kerja sama internasional untuk peningkatan keselamatan jalan dengan beberapa institusi global, seperti FAMI. Ada juga program HHRT yakni helmet, head light, road surface, dan training.

AISI, kata dia, juga melakukan uji teknis ketat sepeda motor yang jendak dijual. Meliputi laboratorium emisi gas buang, pengujian kebisingan, akselerasi, dan idle test.

Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibbuddin mengatakan, secara konsisten berusaha memberikan fasilitas mudik yang aman dan nyaman.

"Kami mengangkut sepeda motornya dengan truk ekspedisi dan pemilikinya kami berangkatkan dengan bus eksekutif. Tahun ini, kami memberangkatkan 1.200 sepeda motor Honda dan 2.400 pemudik," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Umum Road Safety Association (RSA) Indonesia Edo Rusyanto mengatakan, saat Lebaran yang perlu dicermati tidak hanya arus mudik. Tapi arus balik, yakni ketika perjalanan kembali ke kota asal. 

"Maklum, sekitar 44 persen kecelakaan Lebaran terjadi pada periode arus balik, itu yang terbesar. Selama arus mudik menyumbang 42 persen,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement