REPUBLIKA.CO.ID, General Motors (GM) mengumumkan akan melakukan rekonstruksi besar di mana mereka akan melipatgandakan investasi terhadap mobil listrik dan mobil otonom. GM mengungkapkan bahwa priortias mereka saat ini adalah investasi pada mobil-mobil generasi baru bertenaga baterai listrik.
Akan tetapi, keputusan GM ini diiringi dengan konsekuensi yang cukup besar. Peningkatan investasi ini dilakukan dengan cara menutup pabrik-pabrik dan memberhentikan ribuan pekerja GM.
Tak hanya itu, GM juga mengonfirmasi bahwa mereka akan menghentikan produksi Chevrolet Volt atau Chevy Volt. GM mengatakan pihak mereka akan beralih dari mobil jenis sedan dan berfokus pada truk, crossover dan SUV. "GM sekarang berniat untuk memprioritaskan investasi kendaraan masa depan," ungkap CEO GM Mary Barra seperti dilansir Electrek.
Barra memprediksi pada awal dekade mendatang, lebih dari 75 persen volume penjualan global GM akan berasal dari lima arsitektur kendaraan. Inilah yang kemudian mendasari keputusan perusahaan GM untuk melipatgandakan investasi mereka dalam mobil elektrik dan teknologi mobil otonom.
GM mengungkapkan ada hampir 15 ribu pekerja yang mereka berhentikan. Sedangkan total pabrik yang ditutup berjumlah lima pabrik di mana tiga di antaranya merupakan pabrik perakitan dan dua lainnya merupakan pabrik powertrain.
Pabrik-pabrik ini akan berhenti beroperasi tahun depan. Beberapa mobil yang diproduksi oleh pabrik-pabrik ini seperti Chevrolet Cruze, Cadillac CT6 dan Buick LaCrosse akan dihentikan produksinya.
Juru Bicara GM juga mengonfirmasi kepada Electrek bahwa produksi Chevy Volt akan berhenti pada Maret 2019. Tahun lalu, GM sudah mengumumkan beberapa kendaraan listrik baru yang akan diluncurkan dalam beberapa tahun mendatang.
Kendaraan-kendaraan ini meliputi lima crossover, dua minivan, tujuh SUV dan beberapa lainnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
