Selasa 15 May 2018 11:52 WIB

Peneliti Ingatkan Bahaya Mobil Swakemudi di Jalan Raya

Program mobil tanpa pengemudi saat ini mungkin menempatkan orang pada risiko.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bus Swakemudi EZ10 di Jerman.
Foto: dw.com
Bus Swakemudi EZ10 di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan senior Inggris yang merupakan salah satu sosok penting dalam pembuatan kecerdasan buatan (AI), telah memperingatkan terhadap dampak mobil swakemudi. Alasannya, kata dia, karena mobil swakemudi tidak aman, sebab para insinyur tidak dapat memprediksi bagaimana kreasi mereka akan berperilaku saat berada di 'alam liar' atau jalan raya.

Demis Hassabis, co-founder AI DeepMind, mendesak kehati-hatian meskipun ia berperan dalam penelitian mutakhir pada kecerdasan buatan.''Jika kita akan memiliki mobil swakemudi, mungkin kita harus menguji mereka sebelum menempatkan mereka di jalan, daripada pengujian virtual seperti apa yang kita miliki sekarang?'' ucap Dr Hassabis di Royal Society di London, dikutip dari Telegraph, Selasa (15/5).

Ia juga mempertanyakan bagaimana para insinyur memastikan, secara matematis, bahwa sistem itu aman dan hanya akan melakukan apa yang manusia pikir akan mereka lakukan ketika mereka berada di jalanan.

Perdebatan tentang bagaimana menguji AI semakin meningkat setelah serangkaian kecelakaan tinggi fatal. Sistem 'autopilot' yang dikembangkan oleh spesialis kendaraan listrik Silicon Valley, Tesla, sedang diselidiki oleh otoritas keamanan AS setelah dua kecelakaan fatal.

Lalu uji coba sistem swakemudi oleh Uber di Arizona telah ditangguhkan setelah Volvo memasang teknologi tersebut, lalu menabrak dan menewaskan pejalan kaki pada bulan Maret.

Dr Hassabis menduga, sifat teknologi AI membuatnya tidak cocok untuk sistem 'keamanan kritis' semacam itu. ''Walaupun tidak secara spesifik 'kode ini melakukan ini' dan untuk sistem keamanan yang penting seperti perawatan kesehatan atau untuk mengendalikan, Anda ingin tahu mengapa keputusan dibuat, sehingga Anda dapat melacak kembali dengan akuntabilitas,'' jelasnya.

Pria 41 tahun itu telah membuat beberapa terobosan besar dalam AI, yang paling terkenal memimpin pengembangan AlphaGo, perangkat lunak yang mengalahkan pemain manusia terbaik dari permainan papan Cina Go.

Dr Hassabis mengatakan, kekhawatiran tentang 'robot pembunuh' terlalu dibesar-besarkan. Tetapi program mobil tanpa pengemudi saat ini mungkin menempatkan orang pada risiko.

Komentar itu membuatnya bertentangan dengan Elon Musk, pendiri Tesla, yang telah mengomentari kritik autopilot tidak bertanggung jawab. Google juga memiliki program mobil tanpa pengemudi, Waymo, yang saat ini sedang menguji mobil self-driving di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement