Kamis 21 Dec 2017 08:09 WIB

Kematian Akibat Airbag Takata Capai 20 orang

Rep: Rossi Handayani/ Red: Joko Sadewo
Airbag
Foto: www.consumeraffairs.com
Airbag

REPUBLIKA.CO.ID, LOUISIANA -- Sebuah inflator kantong udara (airbag) Takata kembali menyebabkan seseorang meninggal, dan kali ini di Baton Rouge, Louisiana, Honda mengatakan pada Selasa malam (19/12).

Dilansir dari laman Foxbusiness Kamis (21/12), seseorang yang tidak dikenal tersebut menjadi kematian ke-20 di seluruh dunia, karena adanya inflator yang salah, yang dapat meledak dengan terlalu banyak kekuatan, dan melemparkan pecahan ke kabin mobil dan truk.

Orang tersebut meninggal dalam kecelakaan Honda Civic 2004 pada 10 Juli. Pejabat dari pembuat mobil dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) memeriksa mobil tersebut pada Selasa, dan memastikan kantung udara pengemudi itu terlepas dan menyebabkan kematian, juru bicara Honda Marcos Frommer. 

"Honda belajar tentang kematian baru-baru ini, dan secara bersama-sama memeriksa mobil tersebut dengan pejabat pemerintah pada Selasa," katanya. Honda tidak menyebut nama atau usia seseorang.

Adapun Takata menggunakan ammonium nitrat kimia untuk membuat ledakan kecil saat kantong udara mengembang dalam kecelakaan. Tapi bahan kimia itu bisa memburuk saat terkena suhu tinggi dan kelembaban dan membakar terlalu cepat, meniupkan metal canister.

Masalah ini telah menyentuh rangkaian recall otomotif terbesar di sejarah Amerika Serikat, yang melibatkan 42 juta kendaraan dan sebanyak 69 juta inflator, serta memaksa Takata Jepang untuk melakukan perlindungan kebangkrutan. Lebih dari 100 juta inflator telah ditarik kembali di seluruh dunia. 

Di samping itu, kematian tersebut terjadi sekitar satu bulan setelah sebuah laporan mengenai recall Takata menunjukkan, produsen mobil telah mengganti hanya 43 persen bagian yang rusak. Walaupun recall telah berlangsung selama lebih dari 15 tahun.

Laporan tersebut, yang dikeluarkan oleh seorang pemantau independen yang mengawasi penarikan kembali, juga menunjukkan bahwa perusahaan mobil hanya sekitar setengah jalan menuju sasaran 31 Desember, yang menghasilkan penggantian inflator berusia lebih tua, dan lebih berbahaya.

Tingkat penyelesaian memang dinilai lambat, meskipun NHTSA mengkoordinasikan penarikan kembali, dan menghapusnya dalam dua tahun yang lalu. Sebelum itu, pembuat mobil mendapatkan bagian dan mendistribusikannya sendiri. Biasanya pembuat mobil memperbaiki 75 persen kendaraan dalam waktu 18 bulan, setelah penarikan kembali diumumkan.

Tingkat penyelesaian sangat bervariasi oleh pembuat mobil, menurut NHTSA. Tesla yang terbaik adalah 78,6 persen, disusul Honda sebesar 64,8 persen. Mercedes-Benz adalah yang terburuk di 2,3 persen.

Honda, yang merupakan pelanggan terbesar Takata, telah berjalan dari pintu ke pintu untuk membujuk pemilik agar memperbaiki mobil mereka. Perusahaan juga menggunakan Facebook dalam upaya untuk melacak pemiliknya.

Frommer mengatakan inflator dari Civic 2002 yang ditempatkan di Civic 2004 di Baton Rouge kemungkinan adalah salah satu jenis paling berbahaya yang dibuat oleh Takata. Inflator tersebut ada di 2001-2003 Honda. Pengujian telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kemungkinan 50 persen untuk bertiup dalam kecelakaan.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement