Selasa 07 Feb 2017 18:21 WIB

Mengintip Teknologi Hybrid Ertiga Terbaru

New Ertiga Diesel Hybrid
Foto: Mansyur Faqih/Republika
New Ertiga Diesel Hybrid

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan varian terbaru dari line up Ertiga di Jakarta, Selasa (7/2). Produk bernama New Ertiga Diesel Hybrid ini disebut menjadi mobil pertama di kelas low multipurpose vehicle (LMPV) yang mengaplikasikan teknologi hybrid.

Apa sebenarnya yang dimaksud Suzuki dengan hybrid pada produk ini? Menurut Harold Donel, head of brand development & marketing research 4W SIS, hybrid bisa didefinisikan sebagai kendaraan yang menggunakan dua jenis atau lebih sumber tenaga. 

Dia menjelaskan, New Ertiga Diesel Hybrid menggunakan mesin diesel D13A berkapasitas 1.300 cc DOHC yang ditambah dengan teknologi DDiS (Diesel Direct Injection System). Selain itu, mengaplikasikan sistem hybrid berkat penambahan teknologi Integrated Starter Generator (ISG).

"Teknologi ini memiliki dua fungsi. Pertama sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke baterai saat berkendara dalam fase perlambatan. Kedua, sebagai motor yang akan memberikan tambahan daya ke mesin saat akselerasi," kata dia di Jakarta, Selasa.

Ricky Patrayudha, assistant to dept head service SIS, menambahkan, sistem hybrid yang diterapkan bukan full hybrid, tapi mild hybrid. "Yang full hybrid itu masih terkendala dengan kebijakan kalau di Indonesia," kata Ricky. 

Teknologi ISG, kata dia, juga membantu mengatasi masalah kurangnya tenaga pada putaran bawah yang umum terjadi pada mobil bermesin diesel. Apalagi produk terbaru di keluarga Ertiga tersebut tidak menggunakan mesin konvensional. Akan tetapi, mesin diesel yang telah dilengkapi dengan turbo intercooler VGT. "Turbocharger yang diaplikasikan baru akan berfungsi pada 2.000 rpm," ujar dia. 

Tarikan awal mesin pada putaran bawah juga dibantu oleh energi yang telah dikumpulkan oleh ISG di baterai. Dengan begitu, mobil menjadi lebih bertenaga dan pada saat yang sama lebih irit bahan bakar.  "Jadi di sini teknologi hybrid-nya bermain. Ketika mesin butuh energi besar untuk tarikan awal, asupannya tidak hanya diambil dari mesin (bahan bakar), tetapi juga dari energi yang tersimpan di baterai," ungkap dia.

Foto: Mansyur Faqih/Republika

 

Harold Donel, head of brand development & marketing research 4W SIS menjelaskan lebih detail mengenai sistem kerja hybrid di produk ini. Ketika mobil melaju, ISG akan mengumpulkan dan mengubah energi kinetik dari ban menjadi energi listrik yang kemudian disimpan di baterai.

Kemudian, ISG memilah penggunaan energi itu untuk beberapa keperluan. Pertama, untuk meningkatkan torsi pada saat akselerasi. Terutama untuk menambah daya dorong mesin pada putaran bawah. Kedua, untuk menggantikan fungsi mesin pada saat fitur Idle Start/Stop dinyalakan.

"Saat fitur ini dinyalakan, baterai akan menggantikan sumber tenaga untuk mengaktifkan fungsi kelistrikan mobil serta menggerakkan motor pada saat ISG akan me-restart mesin, sehingga mobil dapat berjalan lagi," papar dia.

Dengan kata lain, berkat fitur ini, ketika mobil berhenti dan kopling dilepas, maka mesin otomatis mati. Akan tetapi, semua fungsi kelistrikan masih tetap dapat berfungsi. "Saat ISG aktif dan mengisi baterai sampai penuh, dapat menggantikan fungsi mesin yang mati sampai tiga menit. Lebih dari tiga menit, mesin akan kembali menyala," ungkap Donel.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement