REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Nissan Motor Indonesia (NMI) secara resmi meluncurkan New Nissan X-Trail Hybrid di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 lalu. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan unit tersebut hanya tiga mobil selama semester satu 2016.
Head of Communication NMI, Hana Maharani mengatakan, pasar kendaraan ini memang masih kecil di Indonesia. "Xtrail hybrid baru diperkenalkan pada GIIAS tahun lalu. Xtrail hybrid merupakan flagship model, jadi perannya adalah untuk branding, bukan sebagai volume maker," kata Hana.
Melalui dua pilar utama Nissan, yaitu Zero Emission dan Pure Drive, Nissan berinovasi untuk menekan emisi gas buang pada setiap kendaraannya. Pure Drive merupakan rangkaian teknologi mutakhir, yang bertujuan memberikan konsumen kendaraan dengan emisi rendah.
Nissan X-Trail Hybrid merupakan SUV hybrid pertama di segmennya, yang memiliki tarikan responsif, konsumsi bahan bakar irit dan kabin yang senyap, serta tampil gagah dengan aplikasi Body Kit X-Trail Extremer. Meskipun mengadopsi mesin Hybrid dengan penggunaan BBM yang lebih sedikit, New X-trail Hybrid tidak kehilangan tenaga besarnya. New X-trail Hybrid mampu mengerahkan tenaga maksimum total 185 PS.
Hana mengungkapkan, ada beberapa kendala dalam pasar mobil hybrid, seperti harga yang masih tinggi karena di Indonesia belum ada aturan untuk jenis mobil hybrid, misalnya tax incentive. Kemudian, masyarakat juga belum familiar dengan hybrid, karena modelnya belum banyak tampak di jalan.
"Nissan sudah memikirkan untuk masa depan, bahwa kita gak bisa bergantung hanya dari bahan bakar fosil. Di masa depan, kendaraan ramah lingkungan akan jadi kebutuhan, bukan lagi sebagai prestige. Nissan sudah siap saat nanti pasar Indonesia siap menerima mobil-mobil ramah lingkungan seperti ini, karena kita punya hybrid, EV, dan lainnya," ujar Hana.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
