Jumat 02 Sep 2016 20:23 WIB

Pro Kontra Mobil Listrik di Cina

Tampak Audi 4L saat peresmian  pabrik transmisi baru Audi di Tianjin, Cina
Foto: reuters
Tampak Audi 4L saat peresmian pabrik transmisi baru Audi di Tianjin, Cina

REPUBLIKA.CO.ID,TIANJIN -- Pemerintah Cina akan meminta industri otomotif di negara itu untuk lebih memperhatikan pelaksanaan aturan pencegahan polusi udara  di sejumlah kota di negara Tirai Bambu tersebut.

Pemerintah Cina telah mendukung sepenuhnya produksi kendaraan berpenggerak elektrik. Meski listrik yang dibutuhkan sebagai tenaga penggerak masih berasal dari batu bara. Pada 2020 setiap kendaraan yang melaju di jalanan di Cina hanya membutuhkan kurang dari lima liter bahan bakar untuk menempuh jarak sejauh 100 kilometer. Jumlah itu hampir 30 persen dibawah standar yang berlaku saat ini. 

Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah telah memberikan fasilitas insentif bagi industri domestik untuk memproduksi kendaraan listrik, termasuk hybrid lebih banyak lagi. Program bernama kendaraan energi baru (NEV)  yang digulirkan sejak 2015 ini mampu menjual menjual kendaraan hingga tigakali lipat dari kendaraan biasa.  Bahkan sepanjang 2016 ini saja angka penjualannya sudah mencapai 14 persen, meski keberadaan kendaraan tersebut masih dihantui masalah jarak tempuh dan fasilitas pengisian tenaga listrik.

Upaya Cina tersebut dinilai ambisius bagi kalangan industri otomotif karena beresiko menghabiskan modal cukup besar dan jauh dari kebutuhan pasar. Namun, keputusan itu tidak sepenuhnya ditolak industri otomotif asing di Cina. General Motors Cina telah berjanji menyiapkan dana 4 miliar dolar AS untuk pengembangan 10 model kendaraan listrik pada 2020. 

Audi China bersama mitranya, FAW Group berencana meluncurkan produk lokal berupa kendaraan hybrid tahun ini. Namun, pimpinan Audi Cina, Joachim Wedler mengakui pasar otomotif Cina tidak menunjukkan arah yang jelas ke depannya. "Sepenuhnya  dikendalikan kalangan lesilatif," katanya.   

Perusahaan Audi pekan silam telah membuka pabrik baru di kawasan Tianjin. Pabrik ini  akan memproduksi transmisi yang hemat bahan bakar  yang akan digunakan pada kendaraan bermesin bensin. Audi berkeyakinan produknya akan ramah lingkungan, dan hemat bahan bakar.  Teknologi itu dipadukan dengan sistem penggerak hybrid. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement