Senin 07 Mar 2016 15:04 WIB

Mobil ITS Jadi Kendaraan Urban Terbaik di Ajang Internasional

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang mahasiswa mencoba mobil formula Sapu Angin Speed (SAS) III disela-sela pemberangkatan di Rektorat ITS, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/8).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Seorang mahasiswa mencoba mobil formula Sapu Angin Speed (SAS) III disela-sela pemberangkatan di Rektorat ITS, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016 di Filipina, Ahad (6/3) sore. Tim ITS meraih penghargaan pada kategori kendaraan Urban Concept berbahan bakar diesel.

Prestasi untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2010 ini mencatatkan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa. Atas prestasi tersebut, tim Sapu Angin ITS untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition.

Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, mengatakan, kemenangan tim ITS kali ini sangat dramatis. Karena sempat terjadi insiden pada race kedua, dimana saat itu tim ITS mencapai 301 km per liter. “Capaian ini melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa,” ungkapnya dalam siaran pers, Senin (7/3).

Dalam insiden tersebut lanjutnya, panitia dari perwakilan Eropa sempat menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal. Padahal sepengetahuan anggota tim, persyaratan hanya pada ukuran ban dengan diamater 1,6 meter. Sehingga mereka meminta ban harus diganti dengan ban biasa. Alhasil, tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal. Bahkan, tim ITS sempat putus asa dan berpikir tidak melanjutkan lomba.

Bambang menambahkan, Ban Sapu Angin ITS didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Desain itu tidak melanggar ketentuan lomba karena persyaratannya hanya pada layak digunakan untuk berkendara di jalan (road worthy).

“Seorang staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka yang digunakan pada kejuaraan dunia mobil surya di Australia juga harus dinyatakan ilegal,” kata Bambang.

Bambang melanjutkan, dengan komitmen dan kompetensi tim, catatan terakhir tim Sapu Angin ITS berhasil di angka 250 km per liter dan menjadi terbaik pertama, di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.

Menurut rencana, Tim Sapu Angin ITS akan tiba di Surabaya pada Selasa (8/3) pukul 09.30 WIB. Sebelum diterima oleh Rektor ITS, tim bersama piala yang diperolehnya akan diarak terlebih dahulu keliling kota Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement