Selasa 26 Jan 2016 20:37 WIB

Inilah PR Besar Industri Otomotif Nasional

salah satu proses produksi kendaraan di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
Foto: Republika/Hiru Muhammad
salah satu proses produksi kendaraan di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Masalah kandungan lokal (local content) dalam industri otomotif menjadi suatu yang sangat penting. 

Selain dapat menekan biaya produksi dan harga kendaraan, besarnya kandungan lokal juga bisa menjadi indikator kemandirian industri otomotif setempat dalam menghasilan sebuah kendaraan yang berkualitas. 

Namun, masalah kandungan lokal, hendaknya lebih difokuskan pada true locallization, atau seluruh produknya buatan dalam negeri. Di Indonesia idealnya lokalisasi dari hulu sampai hilir. "Ini PR besar," kata Warih Andang Tjahjono, Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Selasa (26/1).

Hal itu harus dilakukan apabila Indonesia ingin tumbuh berkembang bukan hanya sebagai pasar, melainkan juga pemain utama dalam industri otomotif dunia. Termasuk dukungan kebijakan  dari pemerintah. 

Apabila tingkat kandungan lokal semakin tinggi, tidak ada bahan yang diimpor, akan menguntungkan negara. Apalagi bila terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pembangunan industri harus dekat dengan pasar. Selain mampu menekan biaya produksi, juga dapat dengan cepat menanggapi sikap pasar. "Ini filosofi yang dipakai Toyota," kata Warih. 

Sampai kini, biaya produksi di Indonesia masih lebih besar antara 5 hingga 10 persen dibanding Thailand. Namun, pihaknya masih mengupayakan untuk menyamai biaya produksi hingga mendekati atau sama dengan biaya di negeri gajah putih tersebut. 

Beberapa komponen otomotif  yang masih diimpor adalah kandungan baja maupun biji plastik. Untuk besi baja, umumnya diimpor dari Jepang maupun Korea Selatan. "Kita sudah kerjasama sejak lama dengan PT Krakatau Steel, bahkan sampai membentuk tim task force," kata Yui Hastoro S, Director Purchasing, Engineering, Quality Assurance project Planning and Management Internal Audit PT TMMIN.  

Pembentukan tim task force itu bertujuan untuk menyamakan pemahaman antara ain terhadap spesifikasi baja yang dibutuhkan bagi industri otomotif, hingga pengiriman barang tepat waktu. "Kebutuhan jenis baja bagi industri otomotif beda dibanding industri lainnya," kata Yui.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement