Kamis 17 Dec 2015 11:23 WIB

Tesla Hadapi Kesulitan Pasokan Bahan Baku Lithium Ion?

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
baterai lithium ion transparan yang bisa diisi ulang dengan tenaga matahari.
Foto: Kogakuin University
baterai lithium ion transparan yang bisa diisi ulang dengan tenaga matahari.

REPUBLIKA.CO.ID,NEVADA -- Tesla dikabarkan mengalami kendala untuk mengamakan pasokan bahan baku baterai litium dengan harga lebih murah. Berdasarkan laporan dari Financial Times, saat ini Tesla terus berupaya mengurangi biaya untuk mobil listrik. Tesla berusaha mengurangi biaya per kWh baterai.

Bos Tesla Punya Mimpi Buat Pesawat Listrik

Pabrik di Nevada 'Gigafactory' diharapkan bisa mengurangi biaya overhead untuk sel baterai. Namun, sayangnya perusahaan ini kabarnya tidak memiliki kontrol langsung atas operasi pertambangan litium atau bahan baku lainnya.

Pabrik Gigafactory sedang dalam proses pembangunan diharapkan mulai bisa beroperasi pada 2017 mendatang. Pabrik ini akan memproduksi sel baterai untuk keperluan kendaraan listrik Tesla.

Sebelumnya, Tesla disarankan untuk meneken kontrak jangka panjang dengan harga di bawah nilai pasar untuk ketersediaan bahan baku baterai. Perusahaan Pure Energy Mineral awal tahun ini telah sepakat untuk memasok bahan baterai litium dengan nilai di bawah harga pasar.

Hal ini selaras dengan tujuan Tesla untuk terus mengurangi biaya baterai litiumnya. Untuk pasokan baterai, Tesla dikabarkan hanya mendandatangani kesepakatan dengan dua perusahaan dan mulai memasok pada 2020 atau setelah itu. Tesla belum memberikan detail mengenai kesepakatan kontrak tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement