Rabu 20 May 2015 13:00 WIB

Takata Tarik Jutaan Kantung Udara Rusak

Takata
Foto: AP
Takata

REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Perusahaan Takata telah setuju menyatakan 33,8 juta kantung udara produksinya cacat dalam kasus penarikan kembali atau recall terbesar dalam sejarah Amerika.

Angka itu hampir dua kali lipat lebih banyak dari jumlah penarian kantung udara yang sudah dilakukan saat ini, baik di sisi pengemudi maupun sisi penumpang depan.

Kantung-kantung udara itu cacat karena bahan kimia yang berfungsi menggelembungkannya bisa meledak jika ada tekanan yang terlalu kuat sehingga penumpang bisa terkena pecahan-pecahan logam. Kantung udara yang cacat itu dilaporkan telah mengakibatkan enam orang tewas dan lebih dari 100 orang cedera di seluruh dunia.

Otorita keselamatan otomotif Amerika (NHTSA) mengatakan kasus ini mungkin adalah penarikan paling rumit dalam sejarah Amerika. Sebelumnya, Takata menolak menyatakan kantung-kantung udara produksinya cacat dan bahkan meragukan wewenang NHTSA untuk memerintahkan penarikan.

Kini Takata harus bertemu 11 perusahaan otomotif yang menggunakan produknya tersebut – termasuk Honda dan Toyota – untuk mengidentifikasi kendaraan yang juga harus ditarik. Hingga Selasa, sekitar 36 juta kendaraan di seluruh dunia telah ditarik massal akibat isu tersebut.

Sebelum kasus ini, penarikan terbesar dalam sejarah Amerika terjadi tahun 1980. Saat itu, Ford harus memperbaiki 21 juta mobil dan truk akibat cacat pada transmisi gigi otomatis.

Kasus Takata ini lebih parah dari insiden tahun lalu yang dialami General Motors (GM) dan Toyota. GM terpaksa menarik 2,6 juta mobil karena kunci starter yang cacat, sedangkan Toyota menarik 10 juta kendaraan akibat masalah akselerasi.

Tanggal 20 Februari lalu, NHTSA mulai mengenakan denda harian 14 ribu dola AS atas perusahaan Jepang itu karena menolak bekerjasama. Denda itu menumpuk hingga 1,2 juta dolar AS sebelum ditangguhkan hari Selasa karena Takata akhirnya mau bekerjasama. NHTSA mengatakan mungkin akan menjatuhkan berbagai sanksi lain atas Takata.

CEO Takata Shigehisa Takada mengatakan dalam pernyataan pihaknya berkomitmen bekerjasama dengan semua pihak terkait guna menjamin keselamatan pengemudi.

sumber : VOA Indonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement