Rabu 26 Nov 2014 08:21 WIB

Mobil Berbahan Bakar Alternatif Teknologinya Ada, Tapi Pasarnya Tidak Ada

  Antrean panjang kendaraan mobil dan motor yang mengantre mengisi bahan bakar menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi  di SPBU Padjajaran Kota Bogor, Senin (17/11) malam.  (foto : MgROL30 )
Antrean panjang kendaraan mobil dan motor yang mengantre mengisi bahan bakar menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi di SPBU Padjajaran Kota Bogor, Senin (17/11) malam. (foto : MgROL30 )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri otomotif menilai kini saatnya pemerintah serius mendorong kebijakan yang mendukung pengembangan kendaraan berbahan bakar alternatif dan ramah lingkungan (green car), di tengah harga bahan bakar minyak(BBM) yang terus meningkat.

Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) I Made Dana Tangkas, di Jakarta, Selasa (25/11), mengatakan pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan berbahan bakar alternatif sudah waktunya semakin diseriusi Kabinet Kerja, tidak hanya untuk menunjang program penggunaan energi  alternatif, namun juga untuk meningkatkan daya saing industri otomotif nasional dalam menghadapi tren padar global. 

"Pelaku industri siap untuk mendukung program meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan pemakaian energy alternative seperti  gas dan etanol," kata Made Dana yang juga Ketua Pengembangan Industri Otomotif Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) .

Toyota melalui TMMIN, kata dia, telah mengembangkan produksi mesin mobil berbasis etanol di Indonesia. Namun, mesin tersebut tidak dipasarkan di Indonesia, karena tidak ada pasarnya dan pemerintah belum melihat etanol sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor.

Oleh karena itu, TMMIN mengekspor mesin etanol tersebut ke sejumlah negara yang mengembangkan bahan bakar alternative berbasis etanol yaitu negara-negara di kawasan Amerika Latin, seperti Argentina.

"Sejak beberapa tahun terakhir, TMMIN secara berkesinambungan mengekspor mesin berbahan bakar etanol ke pasar negara Amerika Latin yang antara lain digunakan untuk Toyota Hilux oleh produsen Toyota di negara tersebut," katanya.

Selain itu, TMMIN juga telah berhasil mengembangkan pemakaian bahan bakar gas alam atau dikenal Compress Natural Gas (CNG) untuk sejumlah kendaraan yang diproduksi di Indonesia seperti Limo dan Agya.

"Toyota sudah siap untuk memproduksi kendaraan berbahan bakar CNG jika pasar dan kebijakan sudah mendukung. Toyota Indonesia akan terus meningkatkan komitmen untuk berkontribusi mengenalkan dan menerapkan teknologi baru di bidang otomotif  guna mendukung kehidupan masyarakat," ujar Made Dana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement