Rabu 12 Nov 2014 14:45 WIB

Apa Pengaruh Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Mobil?

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pabrik Toyota di Indonesia diharapkan bisa terus menghasilkan mobil ekspor.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pabrik Toyota di Indonesia diharapkan bisa terus menghasilkan mobil ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah tak ditampik bakal sedikit mempengaruhi penjualan kendaraan bermotor, namun pengaruh itu masih dianggap dalam tahap normal. Sudirman M Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun memberikan dukungannya kepada pemerintah untuk menaikan harga BBM. 

"(Target penjualan) mungkin (turun) sekitar 10-15% dan mungkin waktunya dua bulan, bagi kami itu dianggap normal," tegasnya usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (12/11).

Ia pun mengatakan tengah menunggu keputusan pemerintah mengenai hal tersebut. Dalam pertemuannya ini, ia melaporkan perkembangan industri kendaraan bermotor di Indonesia.

Lebih lanjut, saat ini produksi dan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia tercatat mencapai 1,2 juta unit. "Produksi tahun ini kami perkirakan mencapai 1,2 juta unit, begitu pula penjualan 1,2 juta unit. Dibandingkan tahun lalu, relatif hampir sama," tambahnya.

Ia juga mengatakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan jenis MPV saat ini telah mencapai 85 persen. Sedangkan TKDN kendaraan bermotor ramah lingkungan dan harga terjangkau (KBH2) atau LCGC mencapai 87 persen.

Menurut Sudirman, berdasarkan data Gaikindo, prediksi perkirakan produksi dan penjualan kendaraan bermotor tahun depan sama dengan tahun ini, yakni 1,2 juta unit.

"Kami juga laporkan ekspor. Ekspor pun dibandingkan tahun lalu, ekspor kendaraan secara utuh (CBU) 170 ribu, tahun ini kami perkirakan 200 ribu unit. Kendaraan yang secara terurai (CKD) tahun lalu 120 ribu unit, tahun ini kami perkirakan 150 ribu unit," tambahnya.

Sejumlah negara tujuan ekspor pun menurutnya mulai meluas, dari Asia, Timur Tengah, hingga Afrika Selatan. Dengan perkembangan industri saat ini, transfer teknologi pun telah terjadi, seperti pembuatan komponen-komponen yang tercermin dari tingkat kandungan dalam negeri.

Menurutnya, JK pun memberikan apresiasinya dalam industri otomotif ini. JK juga berharap industri otomotif ini dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Sudirman melanjutkan, jumlah penyerapan tenaga kerja dalam industri ini tercatat mencapai 1.329 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement