Rabu 08 Aug 2012 04:37 WIB

Adang: Angkat Berat Selalu Meraih Medali, Tapi Dukungan Masih Kurang

Suami Nunun Nurbaeti, Adang Darajatun
Suami Nunun Nurbaeti, Adang Darajatun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Cabang olahraga angkat besi berhasil menyumbangkan medali perak dan perunggu untuk Indonesia melalui prestasi atlet Triyatno dan Eko Yuli Irawan pada Olimpiade London 2012 beberapa waktu lalu.

Selain itu, dari semua atlet angkat besi yang berangkat ke London, keenamnya berhasil mencatat posisi mereka di tujuh besar dari setiap kelas masing-masing. Sebelumnya, Triyatno dan Eko juga menyumbang medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008.

"Angkat besi adalah cabang olahraga yang selalu mendapat medali dalam setiap ajang internasional. Namun dukungan dari pemerintah masih minim," kata Ketua Umum PABBSI (Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia), Adang Daradjatun.

"Selama ini masih sering menggunakan uang perseorangan. Mana ada yang mau sponsori olahraga angkat besi," tambahnya.

Menurut Adang, untuk Olimpiade tahun ini misalnya, pemerintah memberikan bantuan persiapan para atlet angkat besi hanya menjelang dua bulan pertandingan. Keempat atlet angkat besi dikirim ke Cina dan Korea Selatan untuk berlatih di sana karena fasilitas yang lebih menunjang.

"Walau bantuan sudah bagus sekali, yang disayangkan setiap persiapan atlet yang berangkat umumnya dua bulan sebelumnya," jelas Adang.

"Kalau pembinaan seperti saat ini, hanya menjelang dua bulan sebelum berangkat, tidak mungkin menambah prestasi. Kalau pembinaan lebih baik, pasti perolehan juga lebih baik," tambahnya.

Dengan persiapan yang mendadak, Adang menilai bahwa prestasi Tri dan Eko adalah suatu hal yang luar biasa dan ia optimistis keduanya bisa mencetak prestasi yang lebih tinggi jika persiapan Olimpiade dilakukan jauh hari sebelumnya.

Selain berharap agar persiapan untuk Olimpiade 2016 di Rio De Jenairo, Brazil, sudah dimulai dari sekarang, Adang menambahkan, pembinaan terhadap generasi selanjutnya juga harus menjadi perhatian khusus.

"Di bawahnya (Tri dan Eko) belum ada, klub-klub belum dikasih pembinaan. Kita harus menyebarkan kekuatan di klub-klub daerah," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Tri dan Eko mengakui bahwa pembinaan dari pemerintah masih kurang. "Harapan ke depan supaya kita lebih diperhatikan," kata Tri. Selain itu, Tri juga berharap pemerintah daerah memberikan perhatian kepada klub daerah angkat besi karena cabang olahraga tersebut selalu menyumbang medali. Tidak beda dari pemerintah pusat, lanjut Tri, pembinaan dari pemerintah daerah hanya diberikan saat menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON).

"Setelah itu, atlet berlatih sendiri dengan biaya sendiri," ujar Tri yang juga akan menggunakan uang bonus atas kemenangannya di Olimpiade London untuk biaya persiapan.

Sementara itu Eko,yang tengah menanti kelahiran anak pertamanya menambahkan, "Bonus bisa habis untuk latihan sendiri, karena setelah PON dan olimpiade ga ada bantuan lagi".

"Pembinaan inginnya lebih baik lagi, jangan seperti sekarang. Kalau persiapan dari jauh hari, peluang medali emas pasti ada," ujar Eko.

Triyatno dan Eko baru saja mendapat bonus uang pembinaan masing-masing Rp500 juta dan Rp 250 juta dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), Selasa, di Stasiun Gambir yang diserahkan langsung oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan.

Eko berhasil meraih medali perunggu di kelas 62kg setelah menyelesaikan total angkatan seberat 317kg dengan angkatan snatch 145 kg dan clean and jerk 172kg. Sedangkan Triyatno berhasil mencatat total angkatan 333kg dengan menghasilkan angkatan snatch 145kg dan clean and jerk 188 kg pada jelas 69kg.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement