Senin 23 Jul 2012 13:14 WIB

Atlet Muslim Bimbang di Olimpiade London

Pelari Kanada keturunan Maroko, Muhammad Ahmad adalah satu di antara ribuan atlet muslim yang bimbang lantaran Olimpiade London 2012 bergulir bersamaan dengan Ramadhan 1433 Hijriyah.
Pelari Kanada keturunan Maroko, Muhammad Ahmad adalah satu di antara ribuan atlet muslim yang bimbang lantaran Olimpiade London 2012 bergulir bersamaan dengan Ramadhan 1433 Hijriyah.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pagelaran Olimpiade 2012 di London, Inggris yang bersamaaan dengan bulan suci Ramadhan 1433 Hijriyah, membuat atlet-atlet muslim yang mengikuti pesta akbar olahraga terbesar itu bimbang. Sebagian ada yang memilih membatalkan puasa, sebagian lagi memilih tetap menjalankan ibadah wajib bagi setiap muslim tersebut.

Tercatat lebih dari tiga ribu atlet dan pejabat muslim bakal ambil bagian pada Olimpiade London. Dan berpuasa di hajatan terakbar di dunia tersebut membuat mereka dilema.

Atlet asal Kanada keturunan Somalia, Muhammad Ahmad contohnya. Pelari 10 ribu meter itu mengaku bakal membatalkan puasa selama mengikuti Olimpiade. "Muhammad Ahmad seorang muslim, dan ia akan berpuasa Ramadhan setelah kompetisi Olimpiade selesai. Ia tidak akan berpuasa sebelumnya (selama Olimpiade)," kata Direktur Informasi Atletik Kanada, Mathieu Gentes.

Keputusan serupa diambil dua atlet keturunan Maroko, Muhammad Sbihi dan Sara El-Bekri. Mereka memilih untuk tidak berpuasa selama mengikuti Olimpiade London. Sbihi, atlet dayung Inggris Raya, mengaku memilih menunda puasa Ramadhan setelah berkonsultasi dengan seorang ulama. Dan tiap hari puasa yang ia lewatkan, Sbihi akan memberikan 60 porsi makanan bagi fakir miskin di Maroko, kota kelahiran ayahnya.

"Kemampuan fisik kami tidak diragukan lagi akan terganggu," kata Sara, atlet renang yang membela panji Maroko.

Kepada France 24, juara Afrika pada renang 50 dan 100 meter gaya dada itu melanjutkan, "Kami harus memilih antara keinginan untuk menghormati salah satu dari lima pilar agama kami, dan kebutuhan untuk tiba di London pada kondisi fisik terbaik guna bersaing di Olimpiade."

Keputusan berbeda diambil atlet Aljazair, Khaled Belabbas. Ia mengaku mengaku bakal terus berpuasa selama latihan dan saat mengikuti serangkaian lomba di Olimpiade. "Saya akan berpuasa seperti yang biasa saya lakukan. Ini bukan hal baru bagi saya," tegas Belabbas kepada Globe and Mail.

Sementara beberapa atlet Indonesia yang beragama Islam ada juga yang memutuskan menunda puasa Ramadhan. Tunggal putra bulutangkis Taufik Hidayat dan ganda campuran Tantowi Ahmad, adalah dua dari sederet atlet nasional yang mengaku bakal menuda puasa Ramadhan selama Olimpiade bergulir.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak awal menjadwalkan Olimpiade 2012 bakal bergulir pada 15 Juli hingga 31 Agutus. Pemilihan waktu itu sudah diberikan IOC sejak proses bidding mulai 2003. Namun, penyelenggara Olimpiade London (LOCOG) mengajukan jadwal 27 Juli 2012-12 Agustus 2012 pada 2006.

Juru bicara LOCOG, Joanna Manning Cooper, menegaskan, pihaknya tidak mengetahui jadwal yang telah disusu tersebut bakal bersamaan dengan Ramadhan. Di London, waktu puasa akan bergulir selama 17 jam dalam sehari. Pasalnya, Ramadhan 1433 Hijriyah ini, matahari bersinar lebih lama di dataran Inggris, lantaran negara Ratu Elizabeth itu tengah melewati musim panas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement