Ahad 17 Sep 2017 12:18 WIB

Praveen/Debby Akhiri Paceklik Gelar di Korea

Praven Jordan (kiri) dan Debby Sutrisno
Foto: PBSI
Praven Jordan (kiri) dan Debby Sutrisno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto mengakhiri paceklik gelar selama 17 bulan dengan menjadi juara di Korea Open Super Series 2017. Pada babak final yang berlangsung di Stadion SK Handball, Seoul, Korea Selatan, Ahad (17/9), Praveen/Debby mengalahkan pasangan Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping, dalam pertarungan dua game 21-17 dan 21-18.

Ini merupakan sekaligus menjadi gelar super series perdana keduanya tahun ini, sekaligus yang pertama sejak naik podium pada All England 2016 di Birmingham, Inggris. “Sejak All England kemarin kami benar-benar penasaran untuk naik podium lagi, cuma selalu tertunda. Tapi akhirnya itu menjadi penyemangat kami untuk menaikkan motivasi dan akhirnya di sini kami bisa mendapat gelar,” kata Debby usai pertandingan, dilansir laman resmi PBSI. 

Kemenangan ini sekaligus membalas pertemuan pertama mereka yang terjadi di Badminton Asia Championships 2017. Saat itu, Praveen/Debby kalah 22-24 dan 19-21 dari Wang/Huang.

Praveen mengatakan kunci kemenangan atas pasangan Cina itu karena dia dan Debby berhasil mempertahankan fokus di lapangan sejak awal pertandingan hingga selesai. “Kami juga memperbanyak komunikasi di lapangan. Saling memotivasi diri sendiri dan partner,” kata dia. 

Praveen mengatakan sejak mengetahui bahwa dia dan Debby akan menghadapi Cina, keduanya langsung mengantisipasi terjadinya pertarungan yang melelahkan. Karena itu, Praveen/Debby berusaha memimpin jalannya pertandingan sejak game pertama dimulai. Keduanya berhasil unggul dengan hanya satu kali tersusul 15-16. Praveen/Debby akhirnya menang 21-17 di game pertama.

Memasuki game kedua, pertandingan berjalan tidak lebih mudah. Praveen/Debby yang unggul 8-3 dan 9-5 malah tersusul menjadi 9-9. Namun, akhirnya mereka bisa mengambil poin 11-9 pada interval. 

Pengembalian Debby yang gagal dikembalikan Wang, menjadi poin kemenangan bagi pasangan Indonesia, 21-18. “Dari awal saat tahu lawan Tiongkok, yang kami persiapkan itu siap capek dulu dan fokusnya harus konsisten dari awal sampai akhir,” kata Praveen. 

Selain itu, Praveen menuturkan, dia dan Debby juga berusaha menikmati pertandingan dibandingkan biasanya. “Sama sekali nggak ada beban. Pertandingan tadi kami main lepas aja,” kata atlet besusatn klub Djarum Kudus tersebut. 

Keduanya juga belajar dari pertandingan final pada Australia Terbuka beberapa waktu lau. Kala itu, keduanya justru melakukan kesalahan sehingga gagal naik podium. “Itu yang kami ingat terus, tapi juga tidak menjadi tekanan buat kami,” kata Debby.

Selain gelar dari Praveen/Debby, Indonesia sudah dipastikan membawa pulang gelar juara tunggal putra karena terjadi all indonesian finals antara Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.

Wakil Indonesia lain yang akan berlaga di final yakni ganda putra Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon. Juara All England 2017 ini akan berhadapan dengan unggulan satu asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement