Sabtu 09 Sep 2017 03:59 WIB

Pendidikan Formal Atlet Binaan PB Djarum Masih Kurang

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
Pesefta audisi umum Kudus yang lolos fase final di GOR PB Djarum, Jatu, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (7/9).
Foto: Istimewa
Pesefta audisi umum Kudus yang lolos fase final di GOR PB Djarum, Jatu, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pendidikan para atlet binaan PB Djarum dianggap masih kurang. Saat ini PB Djarum bakal mengupayakan penambahan waktu belajar agar mereka tetap bisa mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya.

Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi mengatakan, PB Djarum saat ini banyak membina anak- anak usia SD dan SMP. Selain berlatih bulutangkis, mereka tetap bersekolah meski jam belajarnya hanya 18 jam per pekan.

"PB Djarum tetap menyekolahkan mereka,  karena kami bekerja sama dengan sekolah SD dan SMP di kota Kudus," ujarnya, di kompleks GOR Jati, Kudus Jawa Tengah, Jumat (8/9).

Menurut Fung, setelah masuk dalam pembinaan PB Djarum, anak- anak berbakat bulutangkis ini kegiatannya jelas mengikuti jadwal latihan yang telah disusun para pelatih masing-masing regu.

Agar mereka dapat memperoleh pendidikan formal PB Djarum bekerja sama dengan sejumlah sekolah. Untuk sementara ini, anak- anak ini hanya beresekolah tiga hari dalam sepekan, mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 WIB.

Menurutnya, waktu belajar ini dinilai masih sangat kurang. Oleh karena itu kini tengah diupayakan porsi belajar yang cukup bagi atlet binaan PB Djarum ini.

"Misalnya dengan membuat kelas khusus, sehingga sejumlah mata pelajaran yang diutamakan bisa ditempuh lebih cepat olrh anak- amak ini," katanya.

Sebab, kata Fung, PB Djarum juga ingin mereka bisa bersekolah setiap hari, seperti halnya anak- anak yang lain. Sebab pendidikan akan menentukan masa depan para atlet binaan tersebut.

"Tentunya, kami juga tidak ingin punya pemain juara dunia, tetapi sekolah dasar saja tidak lulus ," kata Fung kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement